Bu Megawati, ndak usah ndukung Ahok, dan ndak usah ngusung Risma ke DKI.
***
“Prosesnya kan sudah kita lalui, tentunya dinamika sudah kita amati. Bagaimana keputusan partai masih digodok terus. Kenapa? Karena memang posisi PDIP itu satu-satunya partai yang bisa mengusung calon sendiri. Kita pastikan bahwa PDIP akan mengusung calon sendiri,” ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2016).
Itu adalah penggalan berita yang ditayang oleh tribunnews.com hari kemarin, dan ini sebuah sinyal yang sangat menarik untuk dibaca dan disimak, untuk selanjutnya ditebak “arah liar-nya” dalam event pilkada DKI 2017 ini.
Mengapa menjadi “liar” arahnya ? ya, tentu saja akan menjadi sebuah opini “liar” yang sudah diumpan oleh PDIP ke “floor” perhelatan DKI 2017. Sebab masyarakat (politik) DKI akan dikocok dan dipaksa untuk mengikuti “harap-harap cemas” sebuah tarian politik “tebak-tebak buah manggis” ala PDIP yang tentu saja ibu Megawati Soekarnoputri sebagai “poros” penabuh “gong gamelan” terakhir.
Dan sudah pasti di event DKI 2017 ini, mau tidak mau, suka tidak suka, benci atau “muak”, bahwa PDIP adalah pemain penentu dan utama dalam perhelatan pemilihan gubernur, itu adalah sebuah fakta.
Siapa yang mau “protes” bilang jangan percaya ?
Silahkan saja bergeram “nggeutheum-nggeutheum” sendiri menahan “amarah” yang tergembol “geyal-geyol”, siapa suruh menggembol sendiri, getto aja koh revolt.
Dengan merujuk berita pernyataan pak Djarot itu (jika benar), maka sinyal kuat dipastikannya PDIP maju dengan mengusung kader sendiri, bisa dikatakan “final” dan “sah” (sahih).
Mengapa ?
Sebab PDIP lah satu-satunya partai yang memang memenuhi syarat untuk mengajukan pasangan cagub-cawagub DKI 2017 meski tanpa berkoalisi dengan partai manapun.