Mohon tunggu...
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial)
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial) Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple

Simple dan enjoy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya

13 Juni 2022   00:23 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:24 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cahaya

Ku remas cahaya yang menggumpal dalam gelapnya malam
Lalu ku bisikan syair rindu syahdu
Ku tiup kan ruh cinta yang membara
Pada hening malam, Cahaya itu ku kuliti

Dan tarian mabuk asmara
Ku cabik cahaya yang sudah terkelupas
Beningnya kristal dalam cahaya
Ku pasangkan di bola matamu

Tajam, aura dan birahi yang menggila
Disudut gelap kota sinarnya menembus reruntuhan dan puing purbakala

Cinta, abadi, namun rapuh dalam nafsu liar
Mereka terperosok dalam celah sempit
Yang menghimpit bahkan menjepit

Ku genggam berat cahaya
Terangi jalan di peradaban yang jahil
Hangatkan aku di persaksian Tuhan
Hingga malaikat terus mengelilingi ku
Cahaya adalah iman dalam dalam sanubari

Cahaya, kalahkan iblis yang bersemayam dalam hatiku
Hanguskan sombong dalam diriku
Cahaya hantarkan aku dalam sadar dan terjaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun