Mohon tunggu...
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial)
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial) Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple

Simple dan enjoy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebahagiaan Hidup Tidak Mesti Diukur dengan Tumpukan Harta

26 Maret 2022   17:53 Diperbarui: 26 Maret 2022   17:59 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kang Tisna: Kebahagiaan hidup tidak mesti diukur dengan Tumpukan Harta

Hal yang wajar dan manusiawi kita akan merasa bahagia jika hidup kita serba ada, bahkan ini semua bisa bisa jadi harapan kita semua sebagai mahluk sosial.

Yupz! Kita wajib berusaha bekerja keras seolah kita akan hidup seribu tahun lagi, Tapi, eits!!! Kita juga harus beramal soleh seolah kita akan mati besok.

Pada dasarnya ga ada yang salah kalau kita menumpuk harta dan meraih kesuksesan dari hasil kerja keras dan dengan Izin Allah Subhanhu wa Ta'ala.

Namun, ada norma Agama, budaya, Sosial  dan negara agar kita memang berbuat amal kebaikan.

Yah pada intinya semua harus seimbang, antara Duniawi dan Ukhrowi, atau Dunia dan Akherat.

Yang pasti tetap semangat untuk berusaha agar sukses dan lebih baik lagi serta tetap berada dalam Ridho Allah Subhanhu wa ta'ala.

Sore ini saya berdiskusi dengan kang Tisna, bahwa pada intinya hidup itu dibikin enjoy dan dinikmati.

Kewajiban kita hanya berusaha dan segala sesuatunya adalah Allah Subhanhu wa ta'ala ah yang menentukan.

Yang terpenting kata kang Tisna itu adalah selalu berbuat baik dan memberi manfaat terhadap sesama.

Kang Tisna berharap generasi milenial bisa terus memegang budaya dan adat ketimuran (Budaya-budaya luhur Bangsa Indonesia).

Pelajaran leluhur kita adab dan ahlak itu yang harus kita bangkitkan kembali di alam dan jaman ini.

Budi pekerti dan etika atau tatakrama adalah yang harus tertanam pada generasi kita di tengah-tengah digitalisasi, demikian menurut Kang Tisna.

Saya pun sangat setuju apa yang dikatakan Kang Tisna. Ya semoga kita dan generasi kita tidak terjebak dalam dahsyatnya perkembangan zaman.

Kang Tisna yang terus bekerja mencari Nafkah untuk keluarga dengan tetap semangat 45, berdo'a, bekerja, dan berdo'a.

Kebahagiaan menurut Kang Tisna ternyata adalah saat kita mampu bersyukur apa yang kita dapatkan dalam setiap usaha kita.

Salam Mata Sosial dan Selamat Menikmati Kopi senja.

Catatan Mata Sosial.
Sukabumi, Sabtu 26 Maret 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun