Mohon tunggu...
sugiyanto agus
sugiyanto agus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Masyarakat (yang Terlihat) Maju, Lebih Berbahaya dari  Terorisme

18 Januari 2016   15:32 Diperbarui: 18 Januari 2016   18:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebarapa maju kah tingkat peradaban masayarakat kita? Secara awam kita bisa sederhana melihat kemajuan masyarakat tersebut dengan kemajuan teknologi dan sumber daya manusia yang ada di dalam masayarakat itu sendiri. Diantara kemajuan tersebut tak alih diikuti dengan semakin tinggi tingkat title pendidikan penduduk. Begitu pula perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih telak masuk ke dalam masyarakat kita. Informasi ada di genggaman tangan. Gadget smartphone seolah selalu menemani tangan dalam berpergian ke mana saja.

Sedikit cerita saja, memang benar banyak lulusan sarjana setiap tahunnya keluar lolos dari perkuliahan, banyak pula yang ber-title pasca sarjana, dan juga yang lebih menakjubkan kini sedang trend dalam dunia pendidikan dengan istilah double degree... ijazah double, keahlian double... Mungkin itu sepintas terlihat menjanjikan, terlihat membanggakan, terkesan berkelas, masyarakat terdidik dan bisa pula orang dulu menyebutnya dengan ungkapan kaum terpelajar.

Tapi apa lacur sungguh kenyataan yang ironis; justru ada kenyataan nyata diantara kita pernah atau bahkan sering mendengar beberapa kawan, maupun kerabat atau tetangga yang mengeluh tentang masalah klasik.... anaknya lagi susah cari kerja, susah cari lowongan sana-sini, sulit mendapatkan kesempatan yang sesuai, atau sedang berusaha menungggu2 lowongan-lowongan CPNS yang belum keluar2, atau bahkan sibuk melakukan divestasi aset keluarga, menggadaikan atau menjual warisan untuk kucuran modal segar demi dapat sekedar ngurus biar dapat menakhlukkan persaingan  bursa kerja, Oh tidak....  

Seolah susah-susah dalam keluhan orang tua tersebut itu membuat lupa akan kenyataan betapa bungah dan bahagianya sang anak beberapa waktu sebelumnya, beberapa waktu yang  lalu saat ber-selfie ria merayakan wisuda bersama tongsis dengan sekelompok teman genk dan lain sebagainya. Beberapa waktu yang lalu anaknya sibuk upload- upload foto ke media maya, dengan sedikit edit tentunya, untuk sekadar mejeng bahwa mereka telah jadi sarjana...

Secuil kisah konyol tersebut mungkin adalah potret nyata dari masayarakat kita. Timbul pertanyaan sangat sederhana saja, sebenarnya masyarakat kita benar-benar maju atau Cuma sekadar kelihatan maju? Apa yang salah dengan anak2 seperti itu? Bukankah mereka menempuh perkuliahan, belajar dalam tempat kuliah mereka masing2? Bukankah mereka tak lagi gaptek atau pula susah untuk cari informasi yang bermanfaat bagi mereka? Bukankah mereka telah lulus kuliah dan mengantongi ijazah? Bukankah mereka masih muda dan banyak tenaga sehat wal afiat? Bukankah semua itu sudah cukup? Atau ada yang salah dengan semua itu? Kenapa pengangguran masih menjadi bahan omong2an klasik di lingkungan keluarga/kantor/ lingkungan pertemanan kita?  

Mungkin itulah ancaman besar yang wajib kita takutkan sebenarnya.... Ya, Pendidikan Tinggi, dan... jika diiringi Pengangguran Tinggi.... jika ini terjadi bukankah ini lebih berbahaya dari Terorisme?

Semoga dari kisah sederhana ini kita dapat mencari solusi terbaik bersama2...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun