Mohon tunggu...
Mift
Mift Mohon Tunggu... Lainnya - Profile

A simple man searching for a light of a candle in absolute darkness.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keadilan sebagai Kata Benda Tidak Nyata

7 Juni 2020   15:39 Diperbarui: 7 Juni 2020   15:38 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam Islam poligami itu dibolehkan. Halal! Ingat dibolehkan, bukan wajib. Dan jinah itu haram, bahkan mendekatinya saja dilarang. Walaa takrobu Jinnah.

Saya tidak akan mengharamkan yang halal dan tidak akan menghalalkan yang haram. Poligami itu halal walaupun saya tidak berniat atau ingin poligami, dan jinah itu haram dan akan tetap haram.

Salah satu sarat yang paling berat jika anda ingin melakukan poligami adalah anda harus berlaku adil kepada kedua, ketiga, atau keempat istri anda. Tidak ada yang kelima, yah! Walaupun jarang dibahas, dalam poligami anda juga berarti harus bersikap adil kepada semua anak-anak dari istri-istri anda.

Beberapa suami yang mungkin berniat poligami mengurungkan niatnya karena merasa tidak yakin kelak bisa memperlakukan istri-istri dan anak-anaknya secara adil. Ada pula, sih, karena mereka takut menyampaikan niatnya pada istri pertama. Weka weka weka, nggak pake cekaka...

Ketika ada obrolan tentang poligami, di WA grup misalnya, yang pro poligami (kebanyakan kaum adam) akan mengungkapkan dalil-dalil keutamaan poligami, seperti jalan istri ke surga, fungsi regenerasi, jumlah laki-laki  yang lebih sedikit dari perempuan, menghindari jinah, de el el... de el el...

Sedangkan yang tidak begitu berselera dengan poligami (hampir semua perempuan), mereka tidak akan mengatakan tidak setuju apalagi mengharamkan poligami, tapi mereka akan mengapungkan isu keadilan.

Boleh saja poligami tapi seorang suami harus mampu secara lahir dan batin. Secara lahir dia harus memenuhi segala kebutuhan dasar semua istri-istri dan anak-anaknya, dari kebutuhan sehari-hari, rumah, kendaraan, sampai pendidikan anak-anaknya. Dan dia pun harus bisa memenuhi kebutuhan batin istri-istrinya. Dan semua itu harus dilakukan secara adil. Sekali lagi, secara adil. Beraaaat, Bro!

Ada seorang suami yang tidak memiliki masalah untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga, berapa pun istri dan anak yang  dia punya. Rekening nya ada beberapa dan gemuk semua. Perusahaannya dalam keadaan sehat dan selalu menghasilkan banyak. Secara lahir dia segar bugar dan tidak memiliki masalah kesehatan apapun, jadi tak akan ada masalah dalam memenuhi kebutuhan batin istri-istrinya. Dan yang penting, dia yakin bisa berlaku adil.

Jika ada lelaki yang demikian akan kah ada perempuan yang bersedia dipoligami? Mungkin ada tapi tidak semua wanita mau. Kemampuan pemenuhan kebutuhan lahirnya bisa terlihat, dan kemampuan pemenuhan kebutuhan batinnya bisa diprediksi. Tapi perilaku adil itu harus dibuktikan dengan trek rekor dan juga harus dirasakan.

Dan walaupun nantinya sang suami berusaha berlaku adil dan dia merasa sudah memperlakukan istri-istri dan anak-anak nya secara adil, tapi mungkin perasaan  istri-istri dan anak-anaknya berbeda dengan yang dia rasakan.

Jangan kan kepada manusia, kepada Tuhannya pun manusia kadang berprasangka buruk. Kepada Tuhannya pun manusia berani mengatakan bahwa Dia tidak adil karena dia ada ditempat yang tidak dia inginkan, karena masalah hidupnya sangat sulit, karena dia kehilangan pekerjaan, dan banyak situasi lainnya ketika seorang manusia bisa menuduh bahwa Tuhan tidak adil. Padahal Allah maha adil. Naudzubillah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun