Padang Sago--Persatuan Olah Raga Buru Babi (Porbi) Kabupaten Padang Pariaman menyelesaikan agenda alek berburu terakhirnya di tahun ini di Kecamatan Padang Sago, tepatnya di Nagari Koto Dalam menjadi arena pemberantasan hama babi terakhir dalam kalender tahunan Porbi, Minggu lalu.
"Alhamdulillah, agenda yang sudah tersusun setiap tahunnya ini dapat kita selesaikan dengan baik. Dan agenda serupa pun telah dimatangkan untuk tahun depan," ujar Ketua Porbi Kabupaten Padang Pariaman, Kompol Maymuspi atau yang lebih akrab disapa Epi Karuik.
Mengambil area perburuan di nagari-nagari yang ada dalam kecamatan Padang Sago, perburuan kali ini dihadiri sedikitnya 12 ribu orang pecandu buru, bahkan tamu-tamu Porbi kali ini banyak yang datang dari luar Provinsi Sumbar.Â
"Perburuan dengan arena seperti ini sangat menarik. Rugi rasanya kalau kita tak hadir langsung," kata Saripen, salah seorang pecandu buru yang datang dari Pekanbaru, Provinsi Riau.
"Untuk memanjakan para tamu dari jauh, sembari menggalang dana sumbangan dari masyarakat sekitar dan pecandu buru, tadi malam kita langsungkan sebuah acara hiburan berupa orgen tunggal dan lelang singgang ayam," tambah Palo mudo Gomba yang merupakan muncak atau pimpinan berburu Koto Dalam.
Alek buru Porbi ini juga didukung penuh oleh keenam walinagari di Kecamatan Padang Sago. Bahkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga terlihat hadir mendampingi perburuan itu. "Buruan kali ini luar biasa ramai. Sepanjang jalan nagari terlihat dipenuhi oleh mobil dan motor anggota Porbi. Mereka berbaur menunjukan silahturahmi yang kuat sesama pecandu buru," cerita Simon, salah seorang anggota Bhabinkamtibmas wilayah itu.
Arena perburuan kali ini cukup luas. Dari Kampung Tanjung, Buluah Apo, Rukam Pauah Manih, Padang Pauah dan Ambalau Koto Kalam. Semuanya adalah arena perburuan yang dinanti-nanti pecandu buru.Â
Buruan ini diatur sepenuhnya oleh muncak-muncak setempat, sesuai kesepakatan "duduak di lapiak" yang dilaknakan pada malam sebelumnya, sehingga prosesi duduak di lapiak pagi harinya berlangsung singkat, dan buruan pun dapat dimulai sebelum jam 10 pagi.
Semakin siang buruan semakin ramai, suara salak anjing sahut menyahut, diselingi sesekali suara letusan "badie balansa" dan lengkingan sorak para muncak buru seakan memecah rimba arena perburuan. Jalanan terlihat padat dan kedai-kedai warga sekitar juga tampak dipenuhi peserta buru untuk melepas penat.