Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Final Euro 2020, Latin Roman Vs Anglo Saxon

12 Juli 2021   00:58 Diperbarui: 12 Juli 2021   01:08 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya, saya berharap final EURO2020 itu mempertemukan Italia vs Spanyol, Tiki Talia yang sedang naik daun ketemu Tiki Taka aseli yang konon sedang memudar. Eeeh, putaran grup tlah membuat dua timnas ini bentroknya di semifinal, sehingga semifinal itu rasanya seolah match final. Adu mental dua tim Juara Dunia dan Juara Eropa hingga extra time, harus dituntaskan hingga adu tuah pada babak adu pinalti, dan algojo Italia lebih piawai menuntaskan, sehingga layak ke final sesungguhnya. 

Pertandingan kemarin tersebut lumayan memuaskan, Spanyol boleh saja dominan, tapi keberuntungan milik Italia. Strategi Mancini sudah tepat sekali, melawan Spanyol tak mungkin bisa ikut menguasai bola seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya, lebih sabar menunggu, memanfaatkan kelengahan dan counter attack. Jitu...

Sedangkan Inggris versus Denmark kemarin itu, yaa Inggris boleh saja menang dan melaju ke final, tapi rasanya memang ada rasa yang agak gimana begitu karena drama "Sterlingisasi" beroleh pinalti. Meskipun Inggris tampil lumayan dominan dan impresif sehingga pantas sebetulnya melangkah ke final. 

Nah, di final ini, Inggris bersua Italia, maka akan disuguhkan dengan dua gaya permainan yang kan berbeda. Italia meski tak seperti Spanyol, tetap representasi tipe permainan yang lebih senang bermain menguasai bola sejak diasuh Mancini, namun bisa juga lebih taktis seperti saat meladeni Spanyol. Sebab kemampuan para gelandangnya yang piawai mengatur ritme dan cantik bermain one touch pass, serta umpan-umpan brilian. Sedangkan Inggris, bisa bermain lebih cepat dan impresif. Italia, mesti berhati-hati saja dengan efektifitas Inggris nantinya, terutama di duel udara.

Final nantinya, lebih seperti pertempuran pewaris budaya Latin-Roman yang dikenal estetik. Sedangkan Inggris, seperti Jerman juga, ini rumpun bangsa Jermanik (Anglo Saxon) yang terkenal punya spirit dan energi lebih memang.

Ati-ati lho Italia, kalian ketemu lawan sepadan urusan menjatuhkan diri di kotak pinalti. Dulu yang begaya akting cuma para pemain di Italia, kemudian di Spanyol. Di Inggris yang terkenal kick and rush, seolah mereka ideal, seperti kritik Alan Shearer terhadap Immobile. Namun sejak sekian tahun belakangan ini, para pemain yang merumput di Inggris malah juagooo trik macam ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun