Sungguh tulisan ini bukan bermaksud me-wah-wahkan puak zuriat ini, namun untuk mengingatkan sejarah, kerna masa kini dah banyak bermunculan kelompok-kelompok yang seakan-akan "meremehkan" dan "mempertanyakan" jasa mereka dalam dakwah dan syiar sejak zaman lampau. Opini saya peribadi, "Bagi mereka yang kadang mempertanyakan itu... Bersyukurlah! Sebab jika bukan kerna kegigihan para pendahulu puak zuriat ini, mungkin belum tentu cahaya Islam sampai ke nenek datok kita. Sehingga kita terlahir dengan status Islam."Â
Sungguh ini bukan taksub, semata takrim dan ta'dzim kepada para pendahulu mereka dengan selayaknya, juga kepada para ulama-ulama yang masih terus bermunculan dari puak zuriat ini, yang masih berkhidmat kepada ummat sampai sekarang ini.
Dulu, saya punya kawan seseorang yang dari nama dan iras rupanya merupakan keturunan puak ini, namun sebab degilnya, lalu saya bercerita kepadanya tentang kisah Al-Habib Hussain Al-Qadri, datang ke Matan menyebar dan mengajarkan Islam, mendidik masyarakat dan menjadi mufti, kemudian saya ungkapkan, "Maaf, zuriat ente nie zuriat para pendakwah, pemimpin, pejuang dan guru yang diteladani masyarakat. Kernanya, mestilah jaga kehormatan nasab dan keturunan, sangat lebih baik jika ente mampu meniru ilmu dan amalan nenek datokmu, sehingga mereka beroleh hormat dan jadi panutan masyarakat."
[Tok Angah]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H