Syair Anak Dagang
Inilah kisah Bujang Kelana si anak dagang, belajar merantau sepenuh jiwa, mencari hidup berikhtiar senang, mengadu untung sebatang kara.
Pabila malam ia kenangkan, kampung halaman yang ditinggalkan, ayah dan bunda yang bersedih hati, dikaranglah syair penghibur diri...
Inilah syair mula kukarang,
Kisah cerita si anak dagang,
Jauh di rantau di kampung orang,
Mengadu nasib di negeri seberang.
Mengadu nasib untungnya badan,
Jauhlah dari kampung halaman,
Susah dan senang pun dirasakan,
Malang sendiri keseorangan.
Pabila malam jiwa terkenang,
Wajah ibunda jadi terbayang,
Belaian ayah rasa disayang,
Airmata pun jatuh berlinang.
Jika dikenang kisah yang dulu,
Semasa kecil dipangku ibu,
Tiada terpikir berpisah lalu,
Ayah dan ibunda terkenang rindu.
Pabila dikenang untung sendiri,
Terasa pilu sedih di hati,
Teringin badan hendak kembali,
Dibuaian ayah ibu nan jati.
Inilah kisah dagang kelana,
Jauhlah dari sanak saudara,
Berjalan ke segenap desa dan kota.
Bercari hidup untung dan lara.
PadaMu Tuhan hamba bermunajat,
Semoga ayah bunda sehat afiat,
Tiada masygul serta selamat,
Dipanjangkan usia beroleh berkat.
Yaa Allah hamba bermohon doa,
Semoga ikhtia dimudahkan serta,
Sehatlah badan jiwa sentausa,
Sehingga dapat bersua ayah dan bunda.
Balasan Ibunda:
Wahai Buntat Jiwa...
Jika tiada untung dicari,
Tiada tuah di dalam diri,
Baleklah Intan Permata Hati,
Ayah dan bunda selalu menanti.
Duhai buyung buah hati sayang,
Janganlah siksa diri pabila malang,
Pilulah jiwa ibunda mengenang,
Airmata tergenang berlinang.
Sempat sempatlah pulang anakku sayang,
Timangan manja bunda seorang,
Entahlah susah ataupun senang,
Orang di kampung sempatkanlah datang.
[Ngah Roodee]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H