Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soempah Pemoeda...

28 Oktober 2011   02:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sumpah Anak JalananSoempah Pemoeda...

Apa yaa??? Jong Borneo ndak ada tuch.

Kalau Jong Papua ada kah??? Alhamdulillah-Puji Tuhan...

Kita di Borneo dan Papua tidak mesti harus merayakan dan memikul beban sejarah.

Pun, kalaupun misalnya ada, apakah kita mesti hidup memikul beban sejarah yang dilakukan oleh orang-orang sebelum kita??? Ndak mesti, ndak harus.

Konon, katanya itukan cuma putusan kongres, bukan sumpah apalagi serapah. Aaahhh... Ndak sakral dan ndak suci. Masih sakral sumpah, petuah dan pantangan-pantangan Nenek Moyang di Kampong Halaman dan Negeri kita.

Ternyata, menjadi sumpah hanya karena “rekayasa” Bung Yamin, agar jadi inspirasi ideologis. Wah, wah, wah... Dahsyat betul propagandanya. Supaya seakan-akan atau seolah-olah kalau ndak mengakui maka seperti melanggar janji, bakal kena “tulah,” bakal “kualat,” kena kutukan. Apalagi kalau sampai berfikir “minta pisah,” maka itu mengingkari sumpah. Weeewww... Hebat betul.

Aaahhh... Bung Yamin... Pintar benar engkau mengolah kata, mengolah kalimat, mengolah simbol dan mengolah makna.Engkau bilang Indonesia dijajah 350 tahun, padahal masa itu Indonesia dikenal juga tidak namanya. Lagipula negeri-negeri di seantero Nusantara dapat dipastikan tidak semua takluk di bawah kaki VOC dan Hindia Belanda. Masa' kolonialisme dihitung sejak De Houtman berlabuh... Hahahay... Trus Sang Merah Putih engkau kata peradabannya sudah 6000 tahun. Hebat benar bisa setua itu mengalahkan peradaban Mesir, Mesopotamia, China dan Mahenjo-Daro India.Kemudian engkau bikin gambar Gadjah Moeda, maksudnya Gadjah Mada yang pipinya tembem/chubby, hanya berdasarkan sketsa dari pecahan gerabah celengan di Trowulan. Hmmmm.....

Soempah Pemoeda... Entahlaah.

link : http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=64554

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun