Mohon tunggu...
A_Aldha
A_Aldha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi bernyanyi dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Healthy

10 Negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia

7 Oktober 2024   14:31 Diperbarui: 7 Oktober 2024   15:24 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut WHO, obesitas adalah kondisi penumpukan lemak yang berlebihan dalam tubuh, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang digunakan dalam waktu yang lama. Untuk orang dewasa, WHO mendefinisikan obesitas sebagai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih besar atau sama dengan 30. IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter).

Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, lingkungan dan obat-obatan, dan hormonal. Berdasarkan data Riskesdas tentang analisis survei konsumsimakanan individu (SKMI, 2014) sebesar 40,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, 53,1% mengonsumsi makanan manis, 93,5%kurang konsumsi sayur dan buah, dan 26,1%aktivitas fisik kurang. Konsumsi sayur dan olahannya hanya sebesar 57,1 gram per orang per hari (dari anjuran 200-300 gram per orang per hari) dan kosumsi buah-buahan dan olahannya sebesar 33,5 gram per orang per hari (dari anjuran 3-5 penukar). Angka ini masih rendah sehingga belum mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin, mineral, dan serat.

 

Berikut adalah 10 negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia:

1.Tonga: 81,46%
2.Samoa Amerika: 81,42%
3.Samoa: 74,93%
4.Tokelau: 74,90%
5.Tuvalu: 73,17%
6.Kepulauan Cook: 73,11%
7.Nauru: 72,52%
8.Niue: 70,90%
9.Mesir: 58,99%
10.Negara Federasi Mikronesia: 57,45%

 

Obesitas dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan, seperti:
Penyakit jantung koroner
Diabetes melitus tipe 2
Hipertensi
Stroke
Asam urat dan gout
Kanker payudara
Perlemakan hati
Penyakit kandung empedu
Sleep apnea atau henti napas waktu tidur
Osteoarthritis

Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi (tekanan darah tinggi). Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu. Obesitas juga berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur.

masyarakat dapat membantu mengendalikan obesitas dengan memberikan akses terhadap makanan sehat dan terjangkau serta tempat yang aman dan nyaman untuk beraktivitas fisik dapat berdampak pada obesitas. Untuk mengatasi obesitas, organisasi dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan komunitas, lingkungan, dan sistem yang mendukung gaya hidup sehat dan aktif bagi semua orang .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun