Mohon tunggu...
A Havizh Martius
A Havizh Martius Mohon Tunggu... Lainnya - Long life education

Mahasiswa Abadi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Nasib Si Mental Miskin

19 April 2023   11:48 Diperbarui: 20 April 2023   07:23 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak penguasa termasuk pejabat menyalahgunakan jabatannya dengan cara memanfaatkan fasilitas negara atau organisasi yang dikuasainya untuk keperluan di luar dinas bahkan untuk kepentingan pribadi keluarga atau orang dekatnya.

Biasanya berupa kendaraan beserta pendukungnya seperti BBM dan lain-lain, komputer, laptop, telepon dan lain sebagainya. Biasanya tujuannya adalah untuk penghematan namun ada juga untuk berlagak. Ini adalah aji mumpung, selagi berkuasa.

Jika tujuannya adalah untuk penghematan berarti itu berasal dari mental yang miskin. Pepatah nenek moyang " hemat pangkal kaya" masih menguasai alam pikiran bawah sadarnya.

Orang yang bermental miskin adalah orang yang takut kekurangan di masa depan. Dia menggantungkan hidupnya bukan kepada Tuhan tetapi kepada materi yang sedang dalam genggamannya.

Mental miskin bertolak belakang dengan keberlimpahan atau kekayaan. Dalam dunia kuantum mental miskin hanya akan mendatangkan kemiskinan juga.

Tidak mustahil si mental miskin dapat menghimpun materi yang banyak yang dianggap sebagai kekayaan (biasanya dengan cara tidak benar), namun materi yang dia kumpulkan itu tidak akan nyaman dan patuh kepadanya bahkan bisa melawan.

Akibatnya adalah materi itu tidak bermanfaat baginya bahkan dapat mencelakakannya, cepat atau lambat. Seperti mengakibatkan sakit, kecelakaan, perpecahan dengan sesama bahkan sampai ke anak cucu atau menghilang darinya lewat cara tertipu, dicuri, terbakar atau kehilangan lainnya. Yang lebih celaka lagi adalah menghilang bersamanya seperti Qarun. Hanya masalah waktu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun