Mohon tunggu...
A Havizh Martius
A Havizh Martius Mohon Tunggu... Lainnya - Long life education

Mahasiswa Abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alkumis yang Kembali

24 Mei 2022   06:02 Diperbarui: 24 Mei 2022   06:07 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Cukuplah Allah saja tempat bergantung dan berharap. Taatlah kepada-Nya semampumu. Banyak-banyaklah mengingat-Nya karena hanya dengan mengingat-Nya hatimu menjadi tenteram dan bahagia"

"Cintailah dirimu dengan mengikuti suara hatimu. Jangan pernah memaksakan diri untuk menyenangkan orang lain dengan kepura-puraan dengan alasan malu, takut atau mencoba mengambil hatinya padahal hatimu sendiri tidak suka. Itu berarti kamu mengkhianati hati nuranimu"

"Cukupi kebutuhan jiwamu dengan beribadah sebaik mungkin. Jaga lisanmu untuk hanya berucap yang baik. Jaga pikiranmu untuk selalu positif dan berbaik sangka kepada sesama manusia, terutama kepada Allah Tuhanmu. Dan jaga perasaan mu sendiri untuk selalu tenang dan damai, jangan mudah kagum dengan sesuatu yang baru, tidak mudah takut dan panik, tidak marah, tidak gampang sedih tetapi selalu berusaha untuk bahagia"

"Cukupi kebutuhan fisikmu dengan memberinya makanan dan minuman yang halal lagi baik dan tidak berlebihan. berusahalah untuk berpuasa di hari-hari tertentu di setiap minggu, olahraga secara teratur dan istirahat yang cukup".

"Bebaskan dirimu dari kebodohan, belajarlah tanpa henti, carilah ilmu sebanyak mungkin, karena ilmu adalah cahaya yang menerangi hidupmu maka himpunlah cahaya sebanyak-banyaknya kepada dirimu. Semakin terang jalan hidupmu maka semakin mantap langkahmu dan hilang keragu-raguanmu sehingga kamu dapat menghindari atau menyingkirkan segala bahaya yang mengancam perjalananmu.

Setelah menyampaikan nasihat itu, sang kakek menghilang sehingga Alkumis kaget dan terbangun". Lama dia merenungi mimpinya itu. Akhirnya dia mendapat kesimpulan bahwa " Ternyata kebahagiaan yang dia cari itu letaknya sangat dekat yakni berada dalam dirinya sendiri jika dia berdamai dengan hati nuraninya dan tidak menggantungkan harapan kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah semata".

Besoknya Alkumis berkemas dan segera pulang kampung untuk menemui keluarga yang sudah bertahun-tahun ditinggalkannya.

Sesampainya di kampung ternyata keadaan sudah berubah. Dia dapati rumah orang tuanya tempat dia dan anak istrinya dulu menumpang dalam keadaan kosong tidak terawat.

Menurut cerita kakaknya, setelah dia pergi,  orang tuanya sangat sedih dan mulai sakit-sakitan sampai akhirnya Ibunya meninggal kemudian disusul oleh ayahnya dalam waktu yang tidak begitu lama.

Oleh karena lama ditinggal tanpa nafkah dan kejelasan lalu Istrinya mengajukan perceraian ke Pengadilan kemudian menikah lagi dengan laki-laki lain. Anaknya yang ketiga yang paling kecil ikut dengan ibunya dan bapak tirinya, anak kedua ikut neneknya (bekas mertuanya) dan anak pertama yang telah remaja sudah putus sekolah sedang menjalani perawatan di Panti Rehabilitasi Narkoba dan Alkohol.

Setelah mengetahui ini semua, Alkumis termenung lama sekali sampai dia disadarkan oleh suara azan dari surau tua di kampung itu. Dulu surau ini tempat dia mengaji di waktu kecil dan juga tempat dia dan kawan-kawannya belajar silat. Dia berjalan gontai ke surau itu. Di sana dia solat dengan khusyuk lalu berdoa cukup lama sampai dia tertidur karena lelah jiwa dan raganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun