Mohon tunggu...
ajiz maluk
ajiz maluk Mohon Tunggu... -

di mataram, sebagai pekerja tambang

Selanjutnya

Tutup

Money

“Bisnis Itu Harus Sustainable, Bukan Bantuannya yang Sustainable”

16 Juni 2016   13:01 Diperbarui: 16 Juni 2016   13:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Saya orang kecil mas, wajar kalau saya ingin buat langkah besar dan berkembang dengan bisnis saya” kata Amru Albar (40th) mengawali obrolannya.

Sejak empat tahun belakangan dia sudah memulai bisnisnya memproduksi abon di rumahnya di Taliwang, Sumbawa Barat. Keputusan untuk memilih bisnis ini cukup beralasan: “saya suka abon, dan abon yang saya beli selalu berasal dari luar daerah. Itu kemudian yang menginspirasi untuk membuat abon sendiri”, “selain itu saya melihat potensi banyak peternak sapi dan kerbau di Taliwang, itu menjamin tersedianya bahan baku daging lokal, dibandingkan jika mengimpor daging sapi dari luar daerah” lanjutnya.

“Kalau memakai daging sapi lokal itu berarti saya juga membantu peternak setempat memasarkan hasil ternaknya tanpa harus mengirim ke luar daerah dengan tambahan biaya transportasi yang cukup besar”

Di awal produksinya Amru memang masih harus menyaingi produk abon dari luar daerah, namun dengan racikan khusus warisan orang tuanya dia berhasil menciptakan cita-rasa khas abon Taliwang.

Dari segi pemasaranpun awalnya Amru harus menawarkan sendiri door-to-door hanya untuk memberi keyakinan kepada konsumen bahwa produk abonnya tidak kalah enak rasanya dibanding abon lainnya.

Setahun awal produksi, upayanya mendapat perhatian dari salah satu perusahaan di daerahnya. Melalui program CSRnya PT. Newmont Nusa Tenggara memberi bantuan berupa satu buah mesin pengering abon dengan tujuan dapat membantu meningkatkan kapasitas produksinya. Maka jadilah tahun 2014 sebagai titik awal kedua bagi Amru untuk menggenjot lagi produksi dan pemasaran abon buatannya.

Bagaimana tidak, jika dulunya seluruh proses produksi dilakukan dengan cara konvensional dengan waktu yang lebih panjang, kini dengan bantuan mesin pengering Amru bisa menghemat waktu. Selain itu kualitas abon juga semakin meningkat serta tahan lama.

Berbekal satu buah mesin bantuan itu kini Amru berproduksi dengan 3 buah mesin pengering dan satu mesin pencacah untuk melayani permintaan pasar yang semakin luas. “saya merasa tertantang, saya harus bisa maju dengan bantuan yang sudah saya terima ” tambahnya

“saya juga harus bertanggungjawab terhadap bisnis pilihan saya ini, pastinya saya malu kalo bantuannya terus berkelanjutan tapi bisnisnya tidak berkelanjutan alias tidak maju-maju” tegasnya pula.

Bukan itu saja, produk abon Amru ini semakin dikenal luas di daerahnya. Sebagai lauk siap saji produk Amru ini tidak jarang menjadi bekal bahkan oleh-oleh bagi merka yang bepergian ke luar daerah. Dengan omzet 5000 bungkus/bulan tidak jarang ada pelanggan yang memesan khusus untuk dikirim ke Jakarta dan daerah lain bahkan hingga untuk dibawa ke Saudi pada musim haji. Alasan jelas: cita-rasanya khas dan tahan lama.

Namun semua itu tidak membuatnya lupa, bahkan tidak jarang ada rekan yang menelpon ingin membeli sebungkus abon, itupun dilayani dengan mengantarkan sendiri ke rumah pembeli, “bagi saya semua pembeli itu pembawa rezeki yang patut saya syukuri, selain penghargaan karena mereka sudah percaya dan mau membeli produk saya” ucapnya bersahaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun