Kita sebagai orang tua atau orang dewasa harus memperhatikan anak kita bergaul dengan siapa saja? Lalu dampaknya apa jika anak kita bergaul dengan teman-temannya? Apakah anak kita bisa berinteraksi dengan baik? Apakah anak kita diterima atau ditolak di lingkungan teman sebayanya?
Apalagi untuk anak usia dini yang terlalu belum mengetahui hal yang benar dan salah. Takutnya anak akan mengikuti temannya yang berbuat buruk dan akan menjadi kebiasaan. Misalnya, anak bermain dengan teman sebayanya sepulang sekolah, dan ketika anak pulang habis bermain itu, ia tiba-tiba mengatakan hal yang tidak sepantasnya (berkata kotor). Maka, sebagai orang tua harus memberikan nasihat dan arahan bahwa itu perkataan yang buruk dan tidak boleh diucapkan. "Jika ada teman yang mengatakan hal itu, tidak usah diikutin ya." Orang tua bisa mengatakan hal demikian.
Lalu, jika ada kasus anak yang pemalu dan tidak mempunyai teman sebaya di sekolah. Sebagai orang tua jangan bosan-bosan mengajak atau mendorong anak untuk berinteraksi dengan temannya di sekolah. Bisa dengan cara, ketika orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah, orang tua mengajak anaknya untuk berkumpul dengan temannya dan membuka topik pembicaraan.
Misalnya:
"Hai Dinda, tadi sebelum berangkat sekolah udah sarapan atau belum? Sarapan pakai lauk apa?"
"Eh, tadi Seila (anak pemalu) juga udah sarapan loh, tadi sarapan pakai apa, Seila?"
Dengan sedikit pancingan obrolan melalui orang tua, anak lama kelamaan akan merasa enjoy dan ikut mengobrol dengan temannya. Bahkan bisa membuka topik pembicaraan lebih dulu.
Ketika anak pulang dari sekolah, sebagai orang tua bisa menanyakan tentang kegiatan di sekolah tadi, siapa yang ia ajak bermain, dan lain sebagainya. Jadi, orang tua mengerti tentang kehidupan pertemanan anak di sekolah.
Sekian, semoga bermanfaat ya! See you!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H