Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Melalui berbahasa tersebut anak akan bisa mengembangkan kemampuan sosial anak dengan orang lain. Tanpa bahasa anak bahkan orang dewasa tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa adalah alat komunikasi berupa lambang bunyi yang diperoleh dari alat ucap manusia, bahasa itu sendiri terdiri dari kata-kata ataupun kumpulan kata. Masing-masing kata itu mempunyai makna dan hubungan abstrak dengan suatu konsep atau objek. Bahasa meliputi komunikasi non verbal dan komunikasi verbal. Dan bisa dipelajari secara teratur bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar yang dimiliki seorang individu.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa terutama pada anak usia dini, salah satunya yaitu faktor neurologis. Neuro merupakan syaraf, berarti neurologis adalah keadaan suatu syaraf dipelajari sebagai suatu ilmu yang bisa digunakan untuk mendukung dalam hal tertentu. Neurologis dalam hal berbicara merupakan bentuk layanan yang bisa diberikan pada anak untuk membantu anak yang mengalami gangguan bicara.
Sistem syaraf hal yang paling penting dalam perkembangan bahasa dan bicara anak. Sistem syaraf dibagi menjadi dua susunan, yakni susunan syaraf pusat dan ferifer. Ini berfungsi sebagai sarana mempersiapkan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Susunan syaraf yang berperan terhadap perkembangan bahasa dan bicara, antara lain: otot pengunyah, otot wajah dan kepala, otot pernapasan, otot lidah, dan otot lainnya yang berada di sekitar organ bicara.
Syaraf spinal memiliki hubungan dengan organ bicara, punya fungsi menghubungkan syaraf di otak dengan an-terior horn di spinal cord, yakni syaraf yang berpengaruh dalam gerakan otot pernapasan yang diperlukan ketika manusia berbicara.
Di dalam otak sendiri terdapat dua area yang terlibat dalam kemampuan berbahasa, yakni area broca dan area Wernicke.
Bagian otak ini terletak di sebelah kiri lebih tepatnya di gyrus frontalis superior pada lobus frontalis korteks otak besar. Area broca ini berperan dalam memproses bahasa, mengeluarkan ide dengan bahasa yang bagus, dan memakai kata-kata yang tepat dalam lisan maupun tulisan. Jika area broca di dalam otak ini mengalami gangguan atau kerusakan, maka manusia hanya bisa memahami namun tidak bisa berbicara atau berbahasa. Gangguan ini disebut gangguan afasia broca.
Jika seseorang menderita penyakit ini, ia masih bisa memahami dengan baik percakapan yang ada di sekitarnya. Ia akan kesulitan jika mendengar atau mengetahui kalimat yang memiliki struktur tata bahasa yang kompleks seperti kalimat pasif. Selain itu, mereka juga tidak fasih atau lancar dalam hal berbicara.
Area ini berperan pada berkembangnya bahasa dan bicara manusia. Nama ini berasal dari seorang dokter asal Jerman bernama Carl Wernicke tahun 1874. Ia menemukan otak yang mengalami kerusakan karena gangguan ketika memahami ujaran yang diutarakan oleh orang lain. Area Wernicke terletak di lobus temporal. Area Wernicke dan broca memiliki hubungan yang erat dan dihubungkan dengan satu saraf bernama fasciculus arcuarta. Jika area broca tadi tentang produksi kata-kata, area Wernicke tentang pemahaman suatu kata atau kalimat.