Mohon tunggu...
A. Muna Zaeda S
A. Muna Zaeda S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remaja

Halo, semua! Sehat-sehat ya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mempelajari Lebih Mendalam tentang Otak dan Kecerdasan Manusia

1 Mei 2022   11:05 Diperbarui: 11 Mei 2022   11:32 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Otak dan kecerdasan manusia 

Pada anak usia dini atau lima tahun pertama dalam kehidupan seorang manusia harus dididik semaksimal mungkin. Terdapat cara yang tepat dan produktif dalam meningkatkan otak dan kecerdasan anak, yakni dengan bermain permainan yang baik, melestarikan lingkungan rumah, juga cinta dan kasih sayang yang diberikan orang tua pada anak.

Masa depan seorang anak dipengaruhi oleh seberapa baik orang tua mendidik dan membesarkannya. Otak manusia mengalami transisi terus menerus dan dibentuk lebih jauh hingga ia dewasa bahkan usia tua. Namun, pada masa golden age atau masa kanak-kanak harus lebih diperhatikan dengan intens. Ketika orang tua memberi pengaruh paling besar di dalam kehidupan sang anak, setiap ucapan, tindakan, perilaku, pengalaman akan direkam oleh anak dan tak terhapus. Jika bentuk stimulusnya tepat dan benar maka dapat membangun otak yang mendorong kecerdasan serta kesejahteraan emosional. Namun, jika bentuk stimulusnya salah maka akan menghambat pertumbuhan kecerdasan anak, sel-sel otak terbunuh, dan membuat anak lebih rentan terhadap suatu masalah.

IQ seorang anak akan mengalami penurunan atau tidak mencapai potensi penuh jika anak tidak dididik dengan maksimal di tahun-tahun awal kehidupannya. IQ bisa diperoleh juga bisa hilang dari apa yang dilakukan dan diabaikan oleh keluarga. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan otak anak, ada beberapa cara antara lain: memberi makan anak dengan gizi yang seimbang, tes standar tentang depresi dan kebiasaan buruk, memberikan batasan waktu pada anak ketika bermain game atau menonton televisi.

Ketika seseorang bertambah dewasa, otak dan kecerdasannya bisa terus diasah. Dapat dengan melakukan permainan dan kegiatan yang baik. Bersosialisasi dengan orang lain agar meningkatkan kemampuan emosionalnya. Hingga kemampuan berpikir kritis pun dapat diasah seiring berjalannya waktu.

Selanjutnya kita akan membahas otak kanan dan kiri, apakah mitos?

Otak kanan dan otak kiri istilah tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Otak manusia hanya didominasi oleh sebagian otak saja, yakni otak kanan dan kiri. Otak kanan ke hal-hal yang lebih bersifat artistik dan kreatif, sedangkan otak kiri ke hal yang bersifat analitis dan logis. Namun, ternyata masih belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan otak manusia lebih dikontrol salah satu bagian otak tersebut.

Menurut para ilmuwan pun teori otak kanan dan kiri adalah mitos. Banyak beredar bahwa jika otak kiri lebih dominan maka individu tersebut bersifat logis dan pintar matematika. Jika otak kanan lebih dominan maka individu tersebut adalah orang yang kreatif dan artistik.

Tetapi, seorang ilmuwan dari University of Utah Jeffrey Anderson melakukan penelitian lebih dari 1000 otak manusia. Beliau melakukan perbandingan kinerja otak dari sisi yang berbeda-beda. Ketika kegiatan otak dipindai memakai MRI pada dasarnya kedua sisi otak kurang lebih sama dalam hal jaringan saraf dan konektivitasnya. Jeffrey mengatakan bahwa penelitiannya menekankan teori otak kanan vs otak kiri sebenarnya adalah mitos.

Pembahasan selanjutnya kita akan membahas apakah genetik menentukan otak dan intelegensi?

Banyak yang mengatakan bahwa genetik dapat mempengaruhi intelegensi atau kecerdasan seorang anak. Apalagi gen kecerdasan seorang Ibu akan menurun pada anaknya. Apakah itu benar?

Kecerdasan seseorang merupakan sifat kompleks yang dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Lalu seberapa besar faktor genetik terutama Ibu dalam menentukan kecerdasan anaknya?

Gen memiliki peran penting terhadap kecerdasan anak, namun gen tidak segalanya atau tidak mutlak hanya disebabkan oleh gen saja. Genetik memberikan sekitar 50% dari kecerdasan yang diperoleh atau menurun dari orang tuanya, terutama Ibu.

Gen kecerdasan itu terletak di kromosom X dan seorang perempuan mempunyai dua kromosom itu. Sedangkan laki-laki memiliki satu kromosom X lalu lainnya kromosom Y. karena seorang perempuan mempunyai kromosom X, maka dapat dipastikan bahwa anak-anaknya mempunyai kemungkinan 2X lebih besar untuk memperoleh kecerdasan dari Ibunya.

Berarti benar bahwa kecerdasan seorang anak salah satu faktornya yakni kecerdasan Ibu. Jika seorang Ibu cerdas maka gen itu akan menurun ke anaknya. Tetapi, kecerdasan anak tidak oleh hanya mengandalkan gen Ibu saja. Untuk membangun kecerdasan anak, maka perlu kerja sama antara Ayah dan Ibu untuk mendidik anak dengan baik sejak anak berusia dini.

Sekian pembahasan kita kali ini, semoga dengan membacanya dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan. See you!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun