Mohon tunggu...
A. Muna Zaeda S
A. Muna Zaeda S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remaja

Halo, semua! Sehat-sehat ya!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Penyelamat Bonbon

4 Maret 2022   21:35 Diperbarui: 4 Maret 2022   21:42 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membaca cerita ini, baca cerita Bonbon sebelumnya disini 

 

Di suatu malam yang dingin, angin bertiup kencang membuat pepohonan menari ke kanan dan ke kiri. Nampaknya hujan akan turun malam ini. Membuat para hewan di hutan memilih untuk tidur daripada berjalan-jalan ke luar untuk mencari makan. Berbeda dengan hewan lain, seekor beruang cokelat sedang berjalan dengan santai seolah tak takut dengan hujan yang akan segera turun.

"Halo, Bonbon!" sapa seekor monyet yang tengah bergelantungan di atas pohon.

Beruang cokelat bernama Bonbon itu pun berhenti. "Hai, Momo!"

"Dari mana kamu? Hujan akan segera turun tetapi kamu malah berkeliaran di luar," tanya Momo dengan ekor yang melilit ke salah satu ranting pohon.

"Aku pulang dari rumah Som si gajah itu," jawab Bonbon. Monyet itu pun mengangguk paham.

"Cepatlah pulang, Bon. Ketika hujan pasti ada kejadian mengerikan terjadi di hutan ini." Momo mulai menakuti dengan cerita-cerita yang menyebar dari mulut ke mulut.

"Itu hanya rumor saja, kamu percaya?" Bonbon menertawakan cerita monyet itu. Ia sudah mendengar cerita itu dari dulu. Namun, selama ini ia keluar di malam hari tidak ada satu pun kejadian mengerikan terjadi di sekitarnya.

"Antara percaya atau tidak, tapi Som si gajah pernah bercerita ketika malam hari dia bertemu dengan sosok mengerikan membawa senjata mematikan. Untung saja Som berhasil melarikan diri dari sosok itu." Momo bercerita dengan menggebu-gebu.

"Aku tidak akan percaya cerita-cerita yang menyebar sebelum aku mengalaminya sendiri. Aku orang yang tidak penakut." Bonbon berkata dengan berani.

Momo menghela napas. "Ya sudah, aku pergi dulu ya." Monyet itu pun pergi menyisakan Bonbon sendirian.

"Dasar sangat penakut," ejek Bonbon sembari tertawa.

Beruang cokelat itu pun melanjutkan perjalanan menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter saja. Namun, baru dua langkah ia berjalan. Tiba-tiba seekor rusa dari arah samping mendorong tubuh besar Bonbon dengan kepalanya.

Bonbon yang kebingungan menatap rusa itu heran. "Ada apa?!" tanyanya dengan nada tinggi.

Rusa itu tidak menjawab, ia kembali mendorong tubuh Bonbon agar bersembunyi di balik semak belukar. Bonbon baru menyadari bahwa rusa ini adalah rusa yang dulu ia ejek karena berpikir dia hewan yang sombong. Padahal rusa ini memang tuli karena tembakan pemburu.

Tanpa tahu apa maksud rusa itu, Bonbon pun bersembunyi di balik semak belukar bersama rusa itu. Dua detik setelah mereka sembunyi, suara tembakan terdengar dan peluru melesat di samping tempat persembunyian dua hewan itu, nyaris saja terkena tubuh besar Bonbon.

"Hah peluru?" Bonbon memelototkan matanya terkejut melihat peluru hampir mengenai tubuhnya. Rupanya rusa itu telah menyelamatkan nyawanya dari pemburu.

Rusa kecil itu memang memiliki kekurangan dengan telinganya, tetapi ia memiliki kelebihan pada matanya. Mata tajamnya bahkan bisa menembus kegelapan malam seperti saat ini. Sedari tadi Rusa itu telah melihat seorang pemburu berpakaian serba hitam sembari membawa senapan panjang khas para pemburu. Ketika ia mengetahui bahwa pemburu itu menargetkan Bonbon sebagai targetnya, rusa itu langsung berlari untuk menyelamatkan Bonbon.

"Apakah itu sosok mengerikan yang Momo maksud tadi ya?" Ternyata rumor itu memang benar adanya. Itu adalah sang pemburu dengan senapan panjang ditangannya. Bonbon bergidik ngeri membayangkan peluru itu menembus tubuh besarnya.

"Terima kasih, Rusa. Kamu telah menyelamatkan nyawaku." Bonbon menatap rusa itu tulus. "Aku minta maaf atas ucapanku waktu itu."

Rusa itu mengangguk mengerti, bahkan sebelum Bonbon meminta maaf, ia telah memaafkan kesalahan beruang cokelat itu.

Dari cerita Bonbon di atas, hikmah apa yang bisa adik-adik ambil?

Kita sebagai manusia, jangan menyimpan dendam kepada orang yang telah berbuat buruk kepada kita. Jangan membalas perbuatan buruknya dengan perbuatan buruk juga, tetapi balaslah dengan perbuatan baik seperti rusa di atas ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun