Mohon tunggu...
A.Budiyanto
A.Budiyanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Pegiat Literasi & Pendidikan

Teacher • Writer • Public Speaker on Education Instagram @ABudiyanto12 | Co-Founder Mulango.ID • Kadiv Inovasi Program Wonosobo Mengajar • Guru SDIT Salsabila Al Muthi'in | Pengajar Praktik (Pendamping) Program Pendidikan Guru Penggerak Kemdikbud RI | Wardah Inspiring Teacher 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran STEM dan Masa Depan Bangsa

17 September 2019   11:59 Diperbarui: 17 September 2019   17:42 2049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STEM merupakan akronim dari Science, Technology, Engineering, Mathematics yaitu sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas. Ke-empat aspek tersebut memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan satu sama lain, akan tetapi ke-empatnya saling melengkapi satu sama lain.

Gagasan awal tentang STEM muncul di Amerika Serikat. Saat itu, skor tes anak-anak AS terutama matemtika mengalami kemerosotan, dan itu berdampak pada minat anak-anak AS terhadap bidang sains yang juga ikut menurun. Setelah berkembang di AS, STEM mulai diadopsi oleh beberapa negara di belahan bumi lain.

Setiap negara mulai mengimplementasi STEM dalam sistem pendidikan mereka. Menyebarnya STEM ke berbagai negara ini tidka luput dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Globalisasi memuluskan jalannya STEM untuk diadopsi oleh negara-negara yang masih berkembang, termasuk Indonesia.

 STEM menjadi isu yang sangat elok untuk menjadi bahan diskusi di dunia pendidikan saat ini. Banyak penelitian dan kajian terkait perkembangan dan implementasi STEM di dunia pendidikan. Jamak di berbagai universitas mengadakan seminar ataupun forum grup discussion  yang menjadikan STEM sebagai topik diskusinya. 

Pertanyaannya, akankah STEM menjawab tantangan perubahan zaman?

Seperti yang kita ketahui, zaman sudah berkembang begitu pesatnya, utamanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan tersebut memberikan tantangan baru yang tidak mudah. Tantangan-tantangan zaman yang baru ini membawa perubahan yang mendorong adanya gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ketidakjelasan. Keempat tantangan tersebut harus dihadapi dengan bijak oleh setiap bangsa dan negara, termasuk Indonesia.

Untuk menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul. Sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah manusia-manusia yang memiliki: komunikasi yang mumpuni baik komunikasi antar individu maupun dengan kelompok; keterampilan untuk berkolaborasi dengan siapapun untuk mencapai tujuan bersama; keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang baik agar terbangun keterampilan kreativitas dan inovasi.

Puncak dari keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap manusia unggul adlah adanya inovasi. Inovasi tersebut tentunya untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Berbagai stake holder perlu dipersiapkan, termasuk  sekolah atau dunia pendidikan. Sekolah menjadi kawah Candradimuka dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan peserta didik. Akan tetapi, dalam mewujudkan keterampilan tersebut, perlu adanya terobosan baru, yaitu menggunakan pendekatan STEM.

 sumber: www.teachermagazine.com.au/articles/a-tailored-approach-to-stem-learning 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun