Mohon tunggu...
A BayuSeptyanandha
A BayuSeptyanandha Mohon Tunggu... Lainnya - bekerja ding,tapi ya gitu

bipolar gue !!!!!!!

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Karen's Dinner Indonesia Tidak untuk Semua Orang

19 Desember 2022   15:56 Diperbarui: 19 Desember 2022   18:41 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KAREN'S DINER TIDAK UNTUK SEMUA ORANG

Mulai tahun 2022 ini di Jakarta akan segera kedatangan sebuah restoran dengan kultur baru yang mungkin bagi sebagian orang akan mendapatkan pengalaman yang dirasa kurang menyenangkan. Ya, itu adalah Karen's Diner, sebuah restoran dengan tagline " Good Food Terrible Service ". Restoran yang berkonsep Fast Food ala tahun 1950 dengan dominan warna merah terang dan putih.

For your information, asal muasal "Karen" itu adalah sebuah meme yang sebenarnya lebih terkenal dahulu di London dan konteks dari meme tersebut cenderung memiliki konotasi negatif person. Meme Karen sendiri sebenarnya adalah sebutan untuk perempuan dengan gabungan sifat yang menjengkelkan karena merasa ingin diperlakukan istimewa dari yang lainnya, suka menuntut, tidak mau mengalah dan bodoh. Karena dianggap terlalu menyebalkan, bahkan beberapa orang tua di Eropa enggan untuk memberi nama anak mereka dengan nama Karen.

Nah, karena sekarang kita tahu akan menghadapi suasana seperti apa ketika makan di Karen's Diner. Namun alih-alih ingin mempunyai pengalaman yang menjengkelkan ketika makan di Fast Food, ternyata bagi beberapa masyarakat kita budaya menjengkelkan seperti itu sudah ada ditahap yang lumrah alias sudah termaklumi karena untuk mendapatkan perlakuan yang menjengkelkan seperti itu kita tidak perlu jauh-jauh datang atau mencari restoran Karen's Diner, karena perlakuan seperti itu sama seperti petugas di Kelurahan/Kecamatan dan juga petugas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.

Terutama untuk peserta BPJS pasti sebagian besar akan merasakan bagaimana kejudesan para pegawai bagian pelayanannya. Netizen indonesia sendiri ternyata jauh lebih memahami bahwa kejudesan Karen's Diner ternyata tidak sebanding dengan kejudesan dan hal-hal menyebalkannya di luar Karen's Diner, bahkan banyak warga Twitter membandingkan kalau pegawai Karen's Diner tidak sejudes itu. 

Sebut saja Mba Dita Muchtar yang menyebut bahwa, "pegawai Karen's kalah judes ama Megawati di kala Pemerintahannya Pak SBY ", atau ada yang menyebut "sepertinya pegawai Karen's kalau mau judes harus di ospek sama Puan Maharani dulu pas lempar-lempar kaos ke pendukungnya".

sebenernya tidak harus ke Karen's Diner pula untuk mendapatkan pengalaman yang menjengkelkan ketika makan, coba saja datang ke tempat makan terkenal di kota yang kita datangi ketika musim liburan, yang kita dapat juga muka judes karena pelanggan tumpah ruah. Pun, ketika dapat tempat duduk saja kita tidak akan merasa nyaman karena merasa di itimidasi oleh pengunjung yang sedang antri rebutan kursi. Yang bikin makin jengkel adalah ternyata rasanya juga biasa saja dan harganya kelewat mahal.

Restoran dengan kultur "pelanggan bukanlah Raja" seperti Karen's Diner mungkin tidak akan bertahan lama di Indonesia  karena orang akan menjadi biasa saja pada waktunya.  Kita tahu walaupun kita merasa pegawai Karen's dirasa kurang judes tapi pasti akan dikritik juga dengan awalan, "kayaknya harusnya ga gini deh", atau "ini keterlaluan sih". Bila ditelisik lebih dekat lagi  definisi dari Karen's yang menyebalkan dan metode roasting ke pelanggan sendiri nyatanya untuk beberapa orang dirasa sangat subyektif, jadi akan ada yang merasa pegawai Karen's kurang atau malah terlalu keterlaluan menyebalkannya. 

Baru-baru ini Ernest Prakasa pun juga mengkritik Karen's Diner dengan ucapan, "ini terlalu cringe ga sih?", lalu seperti biasa diikuti oleh kritikan followernya dengan tweet yang rata-rata hampir sama, bahkan ada beberapa yang menyarankan untuk menutup restonya sekalian.

Bayangkan saja kita yang sudah tahu akan menghadapi apa dan bagaimana keadaanya lalu ketika kita dengan sengaja menuju ke tempat itu, tetap saja kita tidak bisa menerima apa yang seharusnya kita terima. Karena kita memang tidak pernah bisa siap untuk hal apapun walaupun sudah diberi gambaran besarnya akan menghadapi apa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun