Mohon tunggu...
Anandita Putri N
Anandita Putri N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

saya mahasiswa semester akhir di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, saya memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melestarikan Tradisi Kuliner Pasar Blauran Baru di Surabaya: Perspektif Mahasiswa UMSIDA tentang Warisan Kuliner Tradisional

22 November 2024   20:05 Diperbarui: 22 November 2024   20:35 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pasar blauran baru surabaya/dokpri

 

Surabaya - Berdiri sejak masa kolonial Belanda, Pasar Blauran Baru di Surabaya hingga kini tetap menjadi daya tarik bagi warga lokal dan wisatawan. Pasar ini bukan hanya pusat perbelanjaan, tetapi juga simbol kekayaan kuliner tradisional yang beragam. Meski terletak di kota yang semakin modern, Pasar Blauran Baru berhasil mempertahankan ciri khas kuliner yang menggugah selera dan kental dengan cita rasa Nusantara, terutama khas Jawa Timur.

Di sepanjang pasar ini, pengunjung bisa menemukan berbagai kuliner khas Jawa Timur yang otentik, seperti soto, tahu campur, lontong balap, dan rujak cingur. Setiap makanan disajikan dengan resep turun-temurun yang menjadi daya tarik bagi pencinta kuliner tradisional. Tidak hanya makanan berat, pasar ini juga menyajikan berbagai jajanan pasar yang melegenda, seperti kue cucur, apem, lemper, bika ambon, risoles, dan pukis. Deretan utama pasar ini penuh dengan aroma dan warna dari jajanan-jajanan manis yang menjadi ciri khas Pasar Blauran Baru.

Dukungan terhadap Pasar Tradisional untuk Melestarikan Identitas Kota

Di tengah persaingan dengan pusat kuliner modern, keberadaan pasar tradisional seperti Blauran Baru sangat penting. Selain memberikan pilihan kuliner yang beragam, pasar ini juga menjaga identitas kuliner khas Surabaya dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal. Dengan tetap ramai dikunjungi, Pasar Blauran Baru membantu melestarikan budaya makan tradisional dan menghadirkan pengalaman otentik bagi generasi muda yang ingin merasakan masakan-masakan klasik dari zaman ke zaman.

Menurut Bu Ida (38 tahun), salah satu pengunjung setia, pasar ini menawarkan harga yang ramah kantong dan suasana yang merakyat. "Di sini saya seneng banget, banyak yang jual makanan dan jajan-jajan pasar yang nggak bikin dompet terkuras. Apalagi di sini ada penjual es dawet yang dari dulu jadi langganan saya kalau lagi kepingin," ujarnya sambil menikmati es dawet yang menjadi ikon kuliner Pasar Blauran Baru.

Es Dawet, Ikon Kuliner Legendaris Pasar Blauran Baru

Es dawet di Pasar Blauran Baru adalah salah satu kuliner yang paling dicari pengunjung. Disajikan dalam mangkuk dengan isian lengkap seperti srintil, ketan hitam, bubur sumsum, mutiara, dan cendol, es dawet ini disiram dengan kuah santan dan gula merah yang legit. Rasanya yang segar dan manis menjadi favorit bagi pengunjung, terutama saat udara Surabaya terasa panas. Dengan harga yang terjangkau, es dawet ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa masyarakat selalu kembali ke Pasar Blauran Baru ketika ingin bernostalgia atau berburu kuliner tradisional.

Dengan segala keunikan dan kelezatannya, Pasar Blauran Baru terus mempertahankan tradisi rasa yang autentik dan legendaris. Keberadaannya menjadi bukti bahwa kuliner tradisional mampu bertahan di tengah modernisasi, membawa warisan rasa yang tetap hidup dari generasi ke generasi di Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun