Mohon tunggu...
widyo hartanto
widyo hartanto Mohon Tunggu... -

saya seorang warga negara kesatuan republik indonesia yang bersendikan pancasila...:). lahir di ambarawa, jawa tengah tapi telah berkesempatan tinggal di berbagai wilayah di indonesia. sangat menerima perbedaan dan menganggap menulis dan berdiskusi adalah kegiatan yang mencerahkan. sangat suka membaca apa saja dan sangat ingin bisa menulis sesuatu yang bermanfaat. karena itu saya bergabung dengan kompasiana, karena menganggap forum ini adalah forum orang-orang pintar. harapannya, semoga jadi ikut pintar. paling tidak ikut dianggap pintar juga...:)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia untuk Orang Indonesia...

28 Januari 2010   17:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak anti politikus. Saya sangat mendukung, karena politik adalah kebutuhan. Tetapi saya sangat tidak suka politikus yang ambisius tetapi, maaf-tidak cerdas. Ambisius adalah bagian dari sifat manusia yang sangat manusiawi. Dan politik selalu bertujuan akhir untuk meraih kekuasaan. Tetapi bagi politikus yang tidak cerdas, maka cara-cara usang 'VOC' itulah yang paling sering digunakan untuk meraih tujuan. Mungkin karena mudah dan 'murah'.

Maka lihatlah sekarang ini, betapa terkotak-kotaknya kita. Mengaku satu Indonesia, tetapi merasa tidak aman bila bukan berada di kampung halaman. Mengaku satu Indonesia, tetapi ada istilah putera daerah. Apa maksudnya?

Apakah tidak boleh orang aceh menjadi walikota di semarang? atau apakah tidak akan profesional bila orang kupang menjadi seorang kepala dinas di sumatera selatan?

Apakah ada jaminan apabila kepala daerahnya asli putera daerah, lalu daeranya akan langsung wuzz...berubah menjadi daerah yang maju? apakah ada jaminan apabila kepala dinas PU-nya asli putera daerah, infrastruktur jalan di daerahnya bakal dijamin mulus tidak carut marut meskipun baru 2 bulan di bangun? Rasanya koq sulit sekali mencari contoh kasusnya.

Saya memimpikan bahwa di Indonesia kelak model masyarakat dan pemerintahan di daerahnya seperti di DKI. Pemimpinnya tidak harus harus putera daerah, yang penting asli Indonesia dan punya komitmen untuk membangun daerah. Sangat sedih dan 'muak' sekali rasanya dalam musim kampanye beberapa waktu yang lalu, ada seorang politikus yang harus mengungkit-ungkit kembali sejarah perang Bubat hanya untuk mendorong agar masyarakat jawa barat tidak memilih lawan dari 'jagoannya'. Atau ada politikus yang dengan percaya dirinya mengatakan bahwa hanya calon dari suku Jawalah yang terbaik untuk memimpin Indonesia. Dan masih banyak contoh-contoh tak elok lainnya.

Indonesia memang beragam dan terdiri dari berbagai perbedaan. Itulah Indahnya menjadi Indonesia. Maka sangat mengesalkan sekali bila keindahan tersebut dirusak hanya karena ulah dari 'oknum-oknum politikus' yang kurang cerdas, yang malangnya begitu banyak dan tersebar seantero negeri saat ini. Cobalah gunakan keilmuan kalian, yang ditunjukkan dengan panjangnya gelar dibelakang nama kalian, untuk mearih kekuasaan secara elegan. Politik adalah alat untuk mencapai kesejahteraan, saya sangat setuju sekali. Tetapi tentunya yang dimaksud adalah kesejahteraan bersama, buka pribadi atau kelompok.

Mari kita berpolitik yang beradab dan cerdas. Jadikan Indonesia ini rumah untuk seluruh rakyat Indonesia. Jangan lagi karena ambisi kekuasaan, ada segolongan masyarakat yang harus diusir paksa hanya karena neneknya berbeda dan berasal dari daerah lain yang bahkan mungkin belum pernah dikunjungi seumur hidupnya. Jangan timbulkan pertikaian hanya karena bentuk rambut kita berbeda.

Tidak ada yang pernah minta lahir dimana. oleh orangtua siapa, berkulit bagaimana dan berambut seperti apa. Kita hanya bisa menerima manakala kita lahir di daerah toba misalnya.

Seharusnya dalam membangun negeri, kita bisa seperti klub sepakbola profesional. Tidak perlu dipersoalkan pemainya dari mana dan dari mana asal usul pelatihnya. Yang penting mereka berkaos tim daerah kita serta berdedikasi untuk memeras keringat dan membanting tulang meraih kejayaan. Dan apabila kejayaan itu teraih, maka kebanggaan dirilah yang kita rasakan. Dan tentunya, kebahagiaan.

Biarkan berkompetisi. Tidak perlu diproteksi dengan isu cengeng putera daerah. Bila anak kita ingin menjadi bagian tim, dorong mereka untuk menempa diri. Tidak perlu kita yang bersusah payah melobi. Biarkan dia menjadi ksatria pilih tanding.

Mari menjadi Indonesia seutuhnya, menjadikan Indonesia terbuka luas untuk seluruh orang Indonesia. Mari kita tempa diri kita, Jangan beri peluang 'jago kandang' yang karena ambisi dan 'kedunguan'nya menyeret kita kedalam perpecahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun