Mohon tunggu...
A.S. Sudjatna
A.S. Sudjatna Mohon Tunggu... -

suka jalan-jalan, ngawangkong alias jagongan, dan minum air putih

Selanjutnya

Tutup

Catatan

iman adalah bahan bakunya

26 Februari 2014   22:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk membuat sebuah katana--pedang yang biasa digunakan para samurai di negeri tirai bambu sana--yang tajam, kuat, dan tak mudah patah, dibutuhkan bahan baku pilihan yang disebut dengan tamahagane. Bahan ini lalu diproses dengan metode khusus dan tata cara tertentu, sehingga kemudian lahirlah sebuah katana pilihan sesuai yang diinginkan.
Pun, begitu halnya dengan kualitas keislaman setiap kita. Untuk menjadi seorang muslim yang tangguh, dibutuhkan dua hal pokok utama sebagai pembentuknya, yakni keimanan dan cara atau metode menempa keimanan itu. Islam mengenalkan dua hal ini sebagai rukun iman dan rukun Islam.
Keimanan--dalam agama Islam hal ini harus memenuhi 6 bagian rukun iman--mutlak adanya di dada setiap orang yang mengaku dirinya muslim. Sebab, tanpa itu, bohong hukumnya seseorang mengaku pengikut Nabi Muhammad Saw. Setelah keimanan itu lengkap, barulah kita berbicata rukun Islam.
Ibarat sebuah permata, tentu harus ada batunya dulu. Baru setelah digosok dan dibentuk, bakal terlihat kilaunya yang memukau. Pun, iman harus ada lebih dulu, baru saat digosok syariat, bakal tambah kilap pastinya. Nah, kalau imannya ini tak ada, lalu apa yang bakal digosok syariat?
Jika hanya fisik belaka yang dipaksa mengucapkan syahadat, melakukan shalat, berlapar saat ramadhan, memberikan zakat, atau berhaji, pastinya yang didapat hanya kesemuan. Maka, hilanglah esensi syariat--para arifin menyebutnya hakikat. Padahal, islam itu satu paket, lahir dan batin, rukun iman dan Islam. Tak ada salah satunya, tak dapat disebut sempurna keislamannya.
So, jangan hanya terpaku pada urusan zhahir, batinnya juga diurusin lebih giat lagi ya bro/sist!!!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun