Mungkin anda pernah mendengar tentang tenggelamnya kapal tanker yang membawa jutaan barel minyak di laut. Nah,bagi kita yang tidak bersinggungan langsung dengan kehidupan laut, mungkin hal tersebut tidak terlalu membawa masalah. Namun jika anda orang yang peduli lingkungan, pasti anda akan membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi pasca tumpahnya minyak dilautan.
Sedikit penulis akan menguraikan beberpa dampak tumpahan minyak terhadap ekosistem lautan dan yang besinggungan dengan laut.
- Secara umum, dampak tumpahan atau pencemaran minyak dilaut dapat mengakibatkan terganngu atau rusaknya ekosistem laut. Minyak merupakan campuran yang kompleks, mengandung hidrokarbon jenuh bertitik didik rendah dan cepat larut dalam air. Saat minyak tumpah ke perairan, minyak tersebut dapat terapung, tenggelam larut dan menguap di perairan. Saat minyaknya terapung, penyebaran akan lebih luas karena dipengaruhi oleh arus dan angin, sedangkan minyak yang mengendap akan menutupi sedimen dasar perairan. Kehadiran minyak akan menggangu ekosistem laut karena:
a). Kehadiran minyak dapat menutupi laisan permukaan air, sehingga merusak ganggang dan plankton sehingga pembiakannya terhambat.
b). Lapisan minyak yang tebal dapat menghambat proses respirasi dan fotosintesa alamiah
c). Komponen minyak yang dapat larut memungkinkan timbulnya prosesperacunan secaralangsung terhadap organisme yang hidup dilaut
d). Komponen yang mengendap akan menutupi sedimen dasar perairan, sehingga bisa mengganggu khidupan organisme dasar perairan.
Â
- Dampak tumpahan minyak terhadap organisme perairan mengakibatkan terganggunya proses kehidupan organisme laut. Secara fisika dan kimia, kehadiran minyak menggangu proses sel ataupun subsel pada tubuh organisme hingga besar kemungkinan terjadinya kematian. Secara fisiologis dan prilaku, kehadira minyak dapa membuat organisme stress.
           Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak, juga senyawa beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air). Jika jumlah fitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun.
           Terumbu karang juga akan mengalami efek letal dan subletal oleh kehadiran minyak dilaut, komponen yang mengendap akan menutupi permukaan karang sehingga secara langsung menyebabkan kematianatau secara tidaklangsung mengganggu proses rerspirasi dan fotosintesa hewan zoozenthela pada karang hingga meyebabkan kematian dalam jumlah besar. Pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya.
Â
- 3. Pencemaran minyak di laut, selain mengganggu organisme yang media hidupnya dilaut juga mengganggu organisme lain yang sering berinteraksi dengan laut tersebut baik itu mencari makan maupun aktivitas lainnya. Salah satu contoh hewan yang sering berinteraksi dengan laut adalah burung laut, karena laut merupakan tempatnya mencari makan.
           Secara langsung, kehadiran minyak dipermukaan laut memang tidak mengganngu burung laut yang hidunya di udara. Hanya saja mengingat burung laut merupakan organisme yang senang berenang saat mencari makan, maka sudah pasti minyak yang menutupi permukaan air menjadi hal yang tidak baik untuk burung laut. Saat berenang, minyak akan menempel disayap burung-burung laut, lalu mereka akan membersihkan sayapnya dengan cara dipatuk atau dijilat menggunakan paruhnya atau oleh temannya. Keadaan ini memungkinkan burung-burung tersebut meminum air yang mengandung minyak, sehingga dalam jumlah yang banyak menyebabkan terjadinya keracunan dan burung-burung itu akan mati seperti pada beberapa kasus yang pernah terjadi sebelumnya.
           Selain pada burung laut, pada kasus pencemaran minyak juga mempengaruhi keberlangsungan hidup pinguin (daerah kutup). Saat mengcari makan di perairan yang tercemar minyak, besar kemungkinan pinguin juga akan mengalami kasus seperti burung laut.
- Dampak tumpahan minyak terhadap pantai dan mangrove yaitu menurunnya kualitas pantai dan mengrove tersebut. pada pantai, pencemaran minyak akan merusak nilai estetikanya. Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan. Keadaan ini semakin penting untuk diantisipasi apabila kejadian tumpahan minyak berada dekat dengan lokasi penduduk yang padat. Seperti kawasan ekowisata, rekreasi, benda purbakala, cagar alam dan harta karun di dasar laut yang terkena minyak dapat rusak atau berkurang nilai keindahannya sehingga nilai jualnya akan berkurang.
           Keruskan dari pencemaran minyak terhadap komunitas mangrove lebih ke gangguan fisik. Biasanya lapisan minyak akan menutupi seluruh sistem perakaran mangrove, sehingga di mulut-mulut lenti sel akan terputus. Minyak juga akan menutupi kulit kayu, akar penyangga dan pnheumatophora yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2. Hal ini dapat menurunkan kadar oksigen dalama akar mengrove 1-2% dalam waktu 2 hari. Pada bibit mangrove,minyak akan merusak proses germinasi pada mangrove.
           Berdasarkan penelitian, secara umum kehadiran minyak pada mangrove akan mengganggu proses pertumbuhan (pada anakan), menyebabkan terjadinya defoliasi (gugur daun) dan berakhir pada kematian, Dalam pencemaran minyak berat, mangrove dapat mati dalam waktu 48-72 jam.
           Mungkin itu sedikit dari bebrapa dampak terburuk dari tumpahan minyak dilautan, semoga kecelakan yang melibatkan kapal-kapal tanker pengangkut minyak tidak pernah terjadi lagi, khususnya di indonesia....
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H