Get 10.000.000/bulanan
- Owner /pengurus è biasanya tidak disebutkan jumlah iuran dia perbulan
- Member # 2 - setor Rp. 1.200.000
- Member #3 – setor Rp. 1.125.000
- Member #4- setor 1.075.000
- Member # 5 – setor 1.050.000
- Member # 6 – setor 1000.000
- Member # 7 – setor 975.000
- Member # 8 – setor Rp. 925.000
- Member # 9 – setor Rp. 875.000
- Member # 10 – setor Rp. 850.000
Saya mungkin orang yang tidak gaul atau terlambat melek dalam hal ini, karena baru setelah beberapa lama saya mampu menganalisa bentuk arisol diatas. Kalau saya hitung jumlah total setoran dari member #2 sampai member #10 adalah Rp. Rp. 9075000, sehingga dapat diketahui bahwa setoran sang pengurus hanya Rp. 925000/bln tetapi dia mendapat giliran narik pertama sebanyak 10 juta, hal tersebut disadari oleh semua member dan mereka memakluminya karena sebagai pengurus dialah yang bertanggung jawab untuk mengelola arisol tersebut supaya berjalan lancar dan diharapkan bahwa member mendapatkan haknya masing masing, nah kalau satu orang member telat setor ...ya.. pengurus yang harus nalangin, wah ga kebayang kalau lebih dari satu orang yang telat setor sipengurus harus nalangin. Sementara yang mendapatkan giliran narik kedua dia mendapatkan 10 juta dibulan kedua dan harus membayar 12 juta dalam jangka 10 bulan…apakah tidak sama artinya meminjam uang 10 juta dengan bunga 2 juta ?, ya itu terserah mereka yang menjalankan, toh meminjam dari bank juga sama sama berbunga . Dan yang mendapatkan giliran terakhir, artinya harus sabar menyetor selama 10 bulan yang apabila dihitung: dengan total setoran Rp. 8.500.000 demi mendapatkan 10 juta (untung Rp. 2.500.000 dong ) , tetapi tentunya disertai dengan hati berdebar dan was was apakah akan sampai pada “ending” yang membahagiakan atau terhenti ditengah jalan dan merugi.
Nah, akhirnya saya bertanya kepada diri saya pribadi, apakah korban-korban arisol ataupun investasi online menyadari resiko yang mungkin terjadi sebelum gabung kedalam bentuk-bentuk usaha tersebut? . Andaikan pada akhirnya terjadi penggelapan atas uang yang mereka setorkan apakah tidak sebaiknya menyalahkan diri sendiri dulu sebelum menyalahkan orang lain. ENTAHLAH. Intinya : Think smart !.(Atk, 17092015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H