Mohon tunggu...
Amin Ridwan
Amin Ridwan Mohon Tunggu... -

Lagi belajar Nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daya..Swadaya..Pemberdayaan.....asal jangan Terpedaya

2 Oktober 2010   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pagi pak, wah lagi swadaya nih..", sapa Pak Yakub tetangga sebelah yang lagi keliling taman di komplek di sabtu pagi ini. Saat itu saya dan istri sedang berkutat dengan karpet yang ukurannya cukup besar yang sudah agak kotor dan lama tidak dicuci.

Sabtu pagi yang cerah setelah jum'at malam diguyur hujan yang cukup besar. Sabtu dan minggu merupakan hari yang spesial karena bisa berkumpul dengan keluarga. Kegiatan rutin biasanya beres-beres rumah, jalan-jalan ataupun belanja bareng-bareng.

Soal beres-beres sepertinya suatu hal yang harusnya gampang dan rutin dikerjakan tapi pada kenyataannya menjadi hal yang terakhir dilakukan. Kesibukan dihari kerja biasanya membuat kegiatan beres-beres rumah di nomor sekiankan. Contohnya di pagi hari : meskipun sudah ada "jadwal" untuk beres-beres rumah ada saja alasan untuk menundanya, si kakak bangun  kesiangan, si kecil rewel belum lagi si bapak ada "maunya" sesudah subuh...he.he.....

Balik lagi ke swadaya, kami di keluarga berpendapat bahwa jika masih bisa dikerjakan sendiri kenapa harus nyuruh orang lain, selain hemat biaya juga ada kepuasan tersendiri. Soal cuci karpet tadi, kebetulan sabtu ini tidak kemana-mana, udara cerah dan semangat untuk beres-beres rumah sehingga jadilah proses "swadaya" untuk pencuciannya. Saya juga pernah lihat tetangga ada yang lagi asyik mengurus taman depan rumahnya, padahal dari segi kedudukan dan ekonomi bisa saja beliau menyuruh atau mengupah orang untuk mengerjakannya.

Memang tidak semua orang mempunyai pendapat yang sama mengenai hal ini, ada juga yang ingin serba praktis dan tidak mau direpotkan dengan hal-hal yang dianggapnya merepotkan. Caranya bisa dengan cara menyuruh atau mengupah orang lain. Pendekatan yang kedua ini ternyata membuka peluang usaha yang besar bagi yang jeli melihatnya.
Lihatlah bisnis pencucian/laundry yang bertebaran, bisnis warung/resto/cafe yang menyediakan fasiltas jasa antar, service kendaraan di rumah dan banyak lagi. Dari orang yang enggan "swadaya" tadi muncul usaha-usaha kecil yang merupakan konsep "permberdayaan" usaha kecil yang bila dikembangkan dengan baik menjadi bisnis yang menajnjikan.

Terkait denga bisnis, sekarang ini lagi marak bisnis online yang memanfaatkan fasilitas internet yang sedang menjamur. Kemudahan akses internet yang semakin luas baik yang menggunakan jaringan kabel ataupun mobile (wireless) semakin membantu bisnis online berkembang. Bermacam-macam bisnis online yang ditawarkan, dari yang memang benar-benar berjualan produk secara online, ada juga yang memanfaatkan ketidaktahuan orang untuk menipu lewat internet. Sudah banyak orang yang jadi korban dari program "Money Game", " Sistem Piramada", "Arisan Online dan banyak lagi. Umumnya orang yang "Terperdaya" dikarenakan tergiur iming-iming penghasilan jutaan setiap bulan bahkan hari dengan cara yang gampang bahkan cenderung malas.

Akhir kata marilah kita membiaskan diri untuk tetap "swadaya" lebih baik bisa menjadi sumber "Pemberdayaan" bagi orang lain dan jangan mebuat orang lain "Terperdaya" dengan janji muluk-muluk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun