Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bait-Bait Akhir Laskar Pelangi

8 Juli 2015   10:40 Diperbarui: 8 Juli 2015   10:40 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Ini dia satu lagi jogoan warung makan yang hits di Belitong. Tempat kuliner yang buka setiap hari ini mulai dari pukul 11.00 – 22.00 WIB tidak hanya menjadi tempat pengisi perut melainkan juga menjadi tempat tongkrongan yang asyik bagi setiap kalangan. Design warung yang menyerupai sebuah rumah ini bisa mengecoh pengunjung awam seperti saya. Namun, setelah masuk ke dalam nuansa-nuansa melayu tersuguh dengan rancak sembari menu makanan yang siap dihidangkan sesuai selera. Dari segi rasa, warung yang sudah diakui resepnya dari tahun 1918 ini tidak pernah bohong. Harganya pun pas dengan kantong. Suasanya? Sudah pasti cocok untuk mengabadikan moment-moment indah saat makan malam.

Berburu Buah Tangan Klapa

     Oleh-oleh.

     Memang disebahagian pejalan kaki banyak yang mengharamkan membawa cendera mata sebagai bingkisan pulang ke rumah. Baik berupa makanan maupun benda khas seperti kaos khas daerah lokal, gantungan kunci atau yang lainnya. Tak terkecuali saya, jikalau memang sedang bepergian ala backpacker dengan kantor yang super kere, yang namanya hunting oleh-oleh adalah hal mustahil yang saya lakukan. Namun, ya itu tadi kali ini beda tugas dan beda sensasi. Satu dus oleh-oleh makanan khas Belitung terutama kerupuk kemplang berhasil memenuhi peralatan balik saya ke ranah Jawa. Sebagai kemplangers sejati kerupuk kemplanglah yang menjadi jawara buah tangan saya kali ini. Empat bungkus kerupuk beraneka ragam dan satu kopi khas Manggar adalah buah tangan pribadi untuk saya sendiri pada plesiran kali ini.

     Puas?

     Tentu. Stock kerupuk dua minggu ke depan pasti akan menjadi pelamak makan saya di kosan.

Senin, 13 April 2015

     Sebentar lagi kaki ini akan kembali bertapak di tanah perantauan jawa. Dua hari di tanah Sumatra sudah cukuplah membuat diri saya kembali mengenal sisi lain keindahan tangan Tuhan di Negri Ahok ini. Beberapa jam sebelum take off siang ini, dua spot penutup akhir perjalanan masih bisa disinggahi. Danau Kaolin dan Rumah Adat Khas Belitong.

Sunrise menawan di Danau Kaolin

     Pukul 4.00 kaki ini segera ku ajak ke kamar mandi untuk mempersiapkan diri menengok mentari terbit di sebuah danau yang konon katanya memiliki warna gradisi biru yang menawan hati. Dia bernama Danau Kaolin. Namanya memang unik dan tidak menampik keindahan scenery yang ditampilkan. Danau Kaolin sebenarnya adalah merupakan bekas galian pertambangan di negri Belitung. Seperti yang diketahui ranah Belitung memang kaya akan timah dan hasil bumi lainnya. Salah satunya adalah hasil kerukan yang membentuk sebuah danau yang kemudian diberi nama Kaolin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun