Selasa, 13 Agustus 2013, 06.00 pagi akhirnya KMP Muria merapat dengan selamat di Pelabuhan Jepara setelah semalaman berlayar ± 7 jam dari Karimun Jawa – Jepara. Sumpaah, ini adalah penyebrangan paling lama yang pernah saya rasakan, setelah memecah rekor Padangbai-Lembar (5 jam). Penyebrangan dengan penuh kepasrahan kepada Sang Khaliq, kenapa tidak? Cuaca sangat tidak mendukung, ombak tinggi dan kapal berusaha sekuat tenaga untuk melawan arus. Saya yang tadinya berniat untuk tidur nyaman di kapal, akhirnya agak sedikit timbul rasa kuatir. Sesekali terbangun di lapak bawah kursi karena hempasan ombak sangat berasa pada kapal kecil ini.
Meninggalkan jejak pada hari terakhir di Karimun Jawa, membuat saya seakan belum bisa melupakannya. Eksplorasi darat yang memiliki sensasi keindahan yang luar biasa seolah ingin kembali saya nikmati.
Hari ke empat perjalanan, saya menghabiskan kocek dengan rincian sebagai berikut :
-Beli Minuman dan snack kecil sebelum memulai perjalanan Rp 16.000
-Biaya suka rela memasuki Pantai Ujung Gelam Rp 5.000
-Uang saku untuk 2 bocah yang menemani saya Trekking di Tanjung Adventure Rp 20.000
-Makan 27.000
-Penginapan 2 malam Rp 40.000 (Share cost dengan teman-teman yang saya temui di Karjaw)
-Tiket penyebrangan KMP Muria Rp 30.000,-
For you information : Tiket KMP Muria hanya bisa langsung dibeli di pelabuhan.
Untuk cerita lengkapnya Part IV disini
[caption id="attachment_313891" align="aligncenter" width="448" caption="Dermaga Pantai Kartini - start menuju Pulau Panjang"][/caption]
Setelah merapat di Pelabuhan Jepara saya segera mencari warung makan untuk mengisi perut dan wc umum untuk mandi atau hanya sekadar bersih-bersih diri (lap badan dll). Sebelah kiri setelah turun dari kapal saya langsung menemukan sebuah warung kecil yang sangat ramai, tanpa pikir panjang saya segera memesan menu makan Cumi-Cumi dan teh manis hangat.
-Makan dan WC Umum Rp 32.000,-
Tidak lupa, sebelum keluar Pelabuhan saya kembali memastikan dan bertanya kepada Ibu Penjaga warung akses menuju Pulau Panjang. Ya,, sebuah pulau yang terletak tidak jauh dari Pantai Kartini yang mana disana juga terdapat sebuah Makam Keramat.
Keluar dari Pelabuhan Jepara, dan kembali memasuki Pantai Kartini, karena disanalah berlabuh kapal-kapal kecil yang membawa penumpang/pengunjung ke objek Wisata Pulau Panjang.
Pantai Kartini pagi ini masih sangat sepi, hanya di dominasi oleh beberapa pedagang kecil yang sudah bersiap-siap untuk menjajakan makanan mereka.
Rp 15.000,- itulah harga tiket PP penyebrangan ke Pulau Panjang by perahu penyebrangan umum Sapta Pesona. Tidak lupa saya bercakap-cakap sebentar dengan petugas loket dan akhirnya dengan ikhlas bersedia untuk saya titipkan ransel kepada beliau. Menunggu kira-kira 15-30 menit akhirnya kapalpun penuh dan siap berangkat .
[caption id="attachment_313898" align="aligncenter" width="448" caption="Kapal-kapal kecil yang akan berlayar ke Pulau Panjang"]
[caption id="attachment_313899" align="aligncenter" width="448" caption="Kapal bergerak perlahan meninggalkan dermaga"]
Sudah saya duga, kapal yang berisi 10-15 orang penumpang ini rata-rata pagi ini membawa para pedagang yang berjualan di Pulau Panjang. “Kebanyakan pengunjung datang di siang sampai sore hari” ucap salah seorang Ibu yang akan menjajakan makanannya di Pulau Panjang. Interaksi kecilpun kembali saya lanjutkan dengan Ibu tua nan ramah ini selama 15 menit menuju Pulau Panjang.
[caption id="attachment_313900" align="aligncenter" width="448" caption="Pulau Panjang dengan pasir putihnya "]
[caption id="attachment_313901" align="aligncenter" width="448" caption="Welcome to Pulau panjang"]
Memasuki Gapura Pulau Panjang, para wisatawan akan dikenakan biaya kebersihan lokasi objek wisata Rp 5.000,- .
Pulau Panjang menyuguhkan keindahan dan suasana yang berbeda dengan jalur trekking yang memadai. Wisatawan dapat menikmati pulau ini sepuasnya dari pagi sampai sore tanpa ada batasan waktu. Serta banyak kegiatan yang dapat dilakukan, bermain pasir sambil menyusuri pantai, memancing atau bahkan ziarah ke Makam Syeh Abu Bakar Bin Yahya Ba’alawy sekaligus mencoba minum air barokah disana.
[caption id="attachment_313935" align="aligncenter" width="448" caption="Lokasi Makam Ziarah"]
[caption id="attachment_313943" align="aligncenter" width="448" caption="Lokasi makam ziarah"]
[caption id="attachment_313944" align="aligncenter" width="448" caption="Lokasi Makam Ziarah"]
Pulau ini banyak diminati oleh warga sekitar, tak ayal kenapa pengunjung yang datang rata-rata adalah masyarakat Jepara atau tetangganya. Tapi para wisatawan luar pun juga lumayan tertarik menginjakkan kaki di Pulau ini. Dari segi biaya penyebrangan yang murah dan lokasi yang tidak terlalu jauh, tetapi Pulau Panjang memberikan keindahan yang membuat mata tak jenuh memandang.
[caption id="attachment_313945" align="aligncenter" width="448" caption="Sisi keindahan Pulau Panjang"]
[caption id="attachment_313946" align="aligncenter" width="448" caption="Pulau Panjang - Jepara"]
Setengah jalur trekking yang saya lalui, penatpun mulai sedikit menggerogoti. Nasi Kucing + Gorengan + kerupuk (Rp 9.000) menjadi santapan saya siang ini, menu berbeda dari yang biasanya. Menikmati setiap telan-an Nasi Kucing sembari ditemani sepoi-sepoi angin laut.
Puas bersantai di Pulau Panjang dan matahari sudah semakin turun. Saya segera beranjak menuju Terminal Jepara untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Semarang. Setelah tawar – menawar becak pun akhirnya Sang Bapak bersedia dengan tarif yang disepakati Rp 10.000,- .
Tarif Bus Jepara-Semarang Rp 20.000,- sudah saya serahkan kepada sang kenek dan sekarang waktunya merebahkan diri dan memejamkan mata selama 2 jam perjalanan menuju Terboyo. Demi menghemat tenaga dan kondisi badan, selagi ada kesempatan untuk merebahkan diri disanalah sang mata dan seluruh organ-organ dapat beristirahat . karena 2 hari kedepan akan kembali berpetualang menjajah Alam Semarang.
Seorang teman Anak Purwokerto berbaik hati menjemput saya di Terboyo dan mengantarkan saya ke Johar , ke Hotel Sahara yang mana sudah saya booking by phone sebelumnya.
Malam pertama di Semarang, saya kembali bertemu dengan teman-teman baru seperjalanan yang belum pernah sama sekali bertatap muka dengan mereka. Suasana malam ini kami habiskan untuk bersenda gurau dan berpotret ria di Tugu Muda – Lawang Sewu sambil mendiskusikan rencana Trip buat esok hari, menikmati makanan khas di pinggir jalan dan menghabiskan malam untuk mencoba adu nyali ke Kota Tua Semarang dan menghirup udara malam di Gereja Bleduk.
Kembali rasa syukur saya ucap dalam-dalam, silaturahmi yang baru, akhirnya saya ukir kembali di Kota Semarang dengan teman-teman yang seirama mencintai keindahan ciptaaan Tuhan.
The next Part VI // Candi Gedong Songo – Pagoda Watugong - Ambarawa – Lawang Sewu //