[caption id="attachment_329534" align="aligncenter" width="412" caption="Tampak pesona Pulau Pramuka dari kejauhan "][/caption]
Part I
May 29, 2014
6.45 am . Kamis pagi ini saya sudah menginjakkan kaki di Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Setelah sebelumnya harap-harap cemas karena waktu hampir menunjukkan pukul 6 pagi saya belum mendapatkan taksi dari Meruya-Jakarta Barat ditambah lagi sebuah accident kecil sebelum keberangkatan. Katanya sih “jika mau berangkat ada kendala kecil dan lain sebagainya” bisa jadi itu pertanda buruk apalagi kali ini saya akan menyeberang ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Mitos itu segera saya urungkan jauh-jauh dalam hati dan terus optimis dengan perjalanan kali ini walaupun dengan ber-solo traveling. Hati sudah mantap untuk segera berbaur kembali dengan alam apalagi di long weekend kali ini tidak mau saya sia-siakan begitu saja tanpa melakukan sebuah perjalanan yang berarti, kembali mencari ilmu dan pengalaman.
Sebelum memasuki Terminal dan Pasar Angke kembali taksi mandat alias macet, maklum saja pasar ikan Angke pagi-pagi ini sudah aktif dengan rutinitas hariannya. Tanpa pikir panjang saya segera turun dari taksi dan memutuskan untuk melanjutkan dengan jalan kaki, daripada resiko ketinggalan kapal. Info yang saya peroleh untuk menuju Pulau Pramuka kapal kayu dari Muara Angke meninggalkan dermaga sekitar pukul 7 pagi. Langkah seribu pun saya pacu, sesekali bau amis ikan-ikan segar menggerogoti hidung saya dan beceknya jalanan pun saya terjang. Memang saya sudah punya alternatif pulau lain yang dituju jika terjadi sesuatu dan lain hal yang tidak terduga. Ingat, seorang traveler itu harus punya kartu jitu untuk menyiasati hal apa pun juga yang nantinya akan ditemui di perjalanan. Tetapi Pulau Pramuka sangatlah tidak sabar saya untuk berbaur dengan alamnya.
[caption id="attachment_329535" align="aligncenter" width="403" caption="Kapal nelayan dan penumpang yang berlabuh di Muara Angke "]
[caption id="attachment_329536" align="aligncenter" width="392" caption="Ikan-ikan segar di Muara Angke yang siap menemui pembelinya "]
Sesampai di parkiran Muara Angke saya belok kanan menuju Dermaga sesuai info yang saya peroleh dari seorang bapak tukang parkir. Sebagai informasi, bagi yang akan menyeberang ke Kepulauan Seribu dan membawa kendaraan pribadi baik motor maupun mobil bisa diparkir bermalam di parkiran Muara Angke sesuai dengan tarif yang bersahabat dengan kantong tentunya. Mini Market atau Pom Bensin pagi ini telah tampak banyak pengunjung/wisatawan yang berkumpul, memang biasanya 2 lokasi ini dijadikan sebagai tempat meeting point (titik kumpul) bagi para pelancong yang rombongan berangkat ke salah satu pulau. Setelah lirik kiri kanan, saya menghampiri seorang abang-abang berkaos hitam yang berperawakan awak kapal.
“Maaf Mas, untuk ke Pulau Pramuka beli tiketnya di mana ya?”
“Berapa orang?” Si Abang balik bertanya
“Sendiri”
“Ooh, sini ikut saya,” lanjut si abang sembari jalan
Ternyata dia langsung mengantar saya ke sebuah kapal kayu tujuan Pulau Pari – Pulau Pramuka.
Sebagai pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan sebagian besar penduduk berasal dari etnis suku Bugis, Melayu, dan Banten, Pramuka acap kali dilirik oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Ditambah lagi dengan akses menuju pulau ini sangat mudah baik dari dermaga Muara Angke maupun dari Marina Ancol. Menggunakan kapal kayu dengan tarif 35.000 rupiah dari Muara Angke atau menggunakan speed boat dari Marina Ancol dengan biaya yang tentunya sesuai dengan fasilitas yang disediakan.
7.30 am akhirnya kapal meninggalkan pelabuhan Muara Angke. Telat 30 menit dari jadwal biasanya karena menunggu beberapa penumpang yang akan berlibur ke Pulau Pari. Memang jika ingin ke Pulau Pramuka kapal terlebih dahulu singgah ke Pulau Pari kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka dan berakhir di Pulau Panggang. Melihat sesaknya penumpang pagi ini di dalam kapal akhirnya saya memutuskan duduk di depan kapal sembari berbagi cerita dengan penumpang lain dan beberapa awak kapal serta dengan seorang tour guide Kepulauan Seribu (Pulau Pari dan Pulau Pramuka).
± 3 jam kemudian tanpa terasa kapal sudah berlabuh di Dermaga Utama Pulau Pramuka. Mabok laut pun terlewatkan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Kapal yang tadinya penuh sesak menghantarkan sisa penumpang ke Pulau Pramuka setelah memuntahkan terlebih dahulu muatannya di Pulau Pari.
[caption id="attachment_329537" align="aligncenter" width="412" caption="Suasana Dermaga Utama Pulau Pramuka "]
[caption id="attachment_329538" align="aligncenter" width="412" caption="Petunjuk arah kawasan Pulau Pramuka "]
[caption id="attachment_329539" align="aligncenter" width="412" caption="Kapal Kayu yang membawa penumpang dari Muara Angke "]
Dermaga Utama Pulau Pramuka menyambut saya dengan hangat. Air jernih laut tampak menggiurkan di pagi yang terik ini. Pedagang kecil berjejer rapi di pinggir dermaga untuk menjajakan ragam makanan mereka. Lalu lalang penduduk dan pengunjung menghiasi aktivitas dermaga. Setelah mengambil beberapa poto saya segera menghubungi Ibu Habsah, beliau adalah saudara dari Pak Roy guide yang saya temui di kapal. Tanpa lama berbasa basi beliau segera mempersilakan saya ke rumahnya. Sebuah homestay yang nyaman, asri, bersihdan persis terletak di belakang gedung Balai Warga, sekitar 2 menit dari dermaga utama. Ruang tamu yang tertata rapi, fasilitas hiburan berupa televisi, 2 kamar tidur dilengkapi pendingin udara (AC), kitchen room dan kamar mandi membuat homestay ini sangat cocok untuk memanjakan diri setiap tamunya.
[caption id="attachment_329540" align="aligncenter" width="412" caption="( Tatanan ruang tamu Homestay Ibu Habsah yang apik "]
[caption id="attachment_329541" align="aligncenter" width="392" caption="Salah satu kamar tidur Homestay Ibu Habsah "]
Pulau yang dahulunya bernama Pulau Elang ini memiliki sisi lain dan daya tarik tersendiri untuk bagi para pecinta alam. Dengan berbagai fasilitas memadai baik untuk penduduk maupun bagi para wisatawan. Dalam dunia pendidikan Pulau Pramuka sudah memiliki jenjang pendidikan negeri yang lengkap dari SD, SMP, dan SMA. Masyarakat pulau lain di sekitarnya banyak yang mengenyam pendidikan di pulau ini antara lain penduduk Pulau Panggang dan Pulau Pari. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, di Pulau Pramuka jua inilah terdapat satu-satunya RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kepulauan Seribu. Di rumah sakit ini jugalah terdapat satu-satunya fasilitas mesin gesek uang tunai alias ATM, jadi bagi yang mendadak kekurangan dana untuk jalan-jalan di Pulau Pramuka bisa menggunakan fasilitas ATM Bank DKI yang beroperasi 24 jam. Bahkan jangan canggung jika yang berkunjung sendirian, persis di sebelah kiri rumah sakit terdapat sebuah pusat informasi bagi para wisatawan yang ingin mencari informasi lebih tentang Pulau Pramuka.
Beragam fasilitas penginapan pun ditawarkan dengan apik di Pulau Pramuka, mulai dengan fasilitas kocek super oke sampai dengan fasilitas homestay yang identik dengan suasana kekeluargaan yang mendukung aura semangat jalan-jalan bagi setiap wisatawan. Penikmat kuliner pun akan dimanjakan di pulau ini, berbagai makanan dengan menu pilihan yang beragam akan memanjakan lidah para pelancong. Pusat jajanan akan banyak dijumpai di sekitaran dermaga, mulai dari cafe-cafe dengan hidangan yang beragam sampai dengan warung-warung yang tertata rapi dengan menu standar seperti mie rebus, gorengan, teh manis dll..
[caption id="attachment_329542" align="aligncenter" width="392" caption="Odong-odong versi anak-anak Pulau Pramuka "]
[caption id="attachment_329543" align="aligncenter" width="412" caption="Gambaran lain Pulau Pramuka "]
[caption id="attachment_329544" align="aligncenter" width="412" caption="Alun-Alun Pulau Pramuka tempat keceriaan para penduduk lokal "]
Bersambung ke part II disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H