Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Hamparan Kepulauan Seribu ( Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Pari) II

19 Juni 2014   16:20 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:08 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_329723" align="aligncenter" width="412" caption="Kantor Lurah Pulau Panggang "][/caption]

Part II

Part I sebelumnya disini

Setelah menikmati ikan goreng dan semangkok sayur asem sebagai menu makan siang di Pramuka hari ini , saya segera kembali ke Dermaga Utama Pulau Pramuka . Tujuannya kali ini adalah untuk blusukan ke pulau-pulau terdekat. Setelah bertanya pada seorang bapak yang sedang menyeduh minumannya akhirnya saya diarahkan kesebuah perahu kecil yang siap berangkat atau yang biasa dikenal dengan ojek perahu. “ Tunggu Pak !!!” teriak saya sambil berlari kecil melambai ke ojek perahu bewarna hijau tersebut sebelum si ojek benar-benar meninggalkan dermaga.

Ojek perahu ini beroperasi untuk mengantar jemput penumpang dari dan ke Pulau Pramuka - Pulau Panggang - Pulau Karya dan Nusa Resto serta pulau-pulau lain sekitarnya  dengan tarif 3.000 rupiah sekali jalan. Dengan kapasitas penumpang yang tak sampai 20 orang dan menjadi moda transportasi utama antar pulau terdekat,ojek perahu ini setia beroperasi setiap harinya melayani para penumpang sampai dengan pukul 5 sore.

Tak terasa ± 5 menit berlalu ojek tampak akan merapat disalah satu pulau, dari kejauhan genteng-genteng rapat pulau tersebut menarik perhatian saya . Ternyata pulau itu adalah Pulau Panggang.

[caption id="attachment_329724" align="aligncenter" width="412" caption="Ojek Perahu siap merapat ke Pulau Panggang "]

1403142349941590264
1403142349941590264
[/caption]

[caption id="attachment_329725" align="aligncenter" width="407" caption="Dermaga Pulau Panggang menyambut "]

1403142431399344022
1403142431399344022
[/caption]

Pulau Panggang merupakan salah satu pulau terpadat penduduk di gugusan Kepulauan Seribu. Gambaran awal saya menginjakkan kaki di pulau ini bak rumah-rumah sempit dan mungil di gang-gang perkotaan kota Jakarta. Itulah Pulau Panggang yang identik dengan kerumunan rumah-rumah dan peduduk satu sama lain. Ketidakseimbangan ini membuat berbagai factor negative menghampiri Pulau Panggang. Seperti jumlah penduduk yang sangat banyak  tidak sepadan dengan luas wilayahnya sehingga berdampak ke berbagai hal misalnya pencemaran lingkungan/air laut, sempit/rapatnya antar rumah penduduk, lingkungan (sampah) yang kurang perhatian dan lain sebagainya . Pulau yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian utama sebagai nelayan  ini tidak hanya menggambarkan kesan lingkungan yang sempit tetapi juga menyimpan suatu misteri yang dikenal dengan kisah seorang pendekar Darah Putih ( julukan untuk seseorang yang mempunyai akhlak baik dan dermawan ). Tak ayal setelah sampai di Pulau Panggang saya segera mencari tau dan mendengar penuturan dari masyarakat sekitar tentang kisah ini dan juga berkunjung ke makam keramat Darah Putih .

[caption id="attachment_329728" align="aligncenter" width="412" caption="Keindahan lain pun ditawarkan di Pulau Panggang "]

14031426301526339816
14031426301526339816
[/caption]

[caption id="attachment_329732" align="aligncenter" width="412" caption="Puskesmas Kelurahan Pulau Panggang "]

14031430312046688948
14031430312046688948
[/caption]

Untuk meng-explore lebih jauh pulau ini salah satu cara hanya dengan berjalan kaki karena di Pulau Panggang tidak terdapat penyewaan sepeda bahkan homestay / penginapan pun tidak tersedia. Walaupun demikian, Pulau Panggang selalu menjadi kawan setia bagi Pulau Pramuka terutama pada masa-masa liburan seperti lebaran dan tahun baru. Pada waktu liburan hign season tersebut Pulau Panggang siap menampung luapan pengunjung yang berwisata ke Pulau Pramuka, menjadikan rumah – rumah penduduk  Pulau Panggang sebagai homestay dadakan.

Satu-satunya jenjang pendidikan di Pulau Panggang adalah SDN PULAU PANGGANG 01 PAGI. Untuk pendidikan SMP dan SMA para pelajar melanjutkan dunia pendidikan mereka di Pulau Pramuka. Dan untuk tingkat bangku perkuliahan, tentunya mereka para pencari ilmu akan melanjutkan ke berbagai fakultas tinggi di Ibukota Jakarta. Menjadi anak pulau tidak membuat mereka semerta-merta mengikuti jejak para orang tua mereka yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan ataupun ibu rumah tangga. Banyak dari para putra-putri pulau memiliki rasa kesadaran tinggi akan sebuah ilmu dalam dunia pendidikan. Menempuh perjalanan lautpun tidak menjadi masalah bagi mereka untuk bertemu dengan ilmu-ilmu baru dengan harapan menjadi kebanggaan bagi keluarga.

[caption id="attachment_329733" align="aligncenter" width="412" caption="Bocah-bocah yang menemani saya meng-explore pulaunya"]

14031431491133475544
14031431491133475544
[/caption]

Persis di depan dermaga Pulau Panggang tampak sebuah pulau lain yang saling berhadapan. Yaitu Pulau Karya atau yang dahulunya dinamakan dengan Pulau Cina. Setelah pemerintahan Ahok (Basuki Thahaja Purnama , menjabat wakil gubernur DKI Jakarta) nama pulau ini kembali berganti dan diresmikan dengan nama baru menjadi Pulau Tanjung Cina .Di Pulau Karya pengunjung bisa menikmati keindahan pasir putih yang bersih dengan tekstur yang lembut. Jadi, jika mengunjungi Pulau Panggang sempatkanlah mampir sekalian ke Pulau Karya.

[caption id="attachment_329735" align="aligncenter" width="412" caption="Potret sekilas rumah-rumah warga Pulau Panggang "]

14031433191826812085
14031433191826812085
[/caption]

[caption id="attachment_329737" align="aligncenter" width="412" caption="Menelusuri keindahan di belakang Kantor Lurah Pulau Panggang "]

14031433801581487006
14031433801581487006
[/caption]

Sore hari sebelum beranjak kembali ke Pulau Pramuka saya terlebih dahulu meminta ojek perahu untuk merapat ke sebuah resto yang bertengger indah  menjorok ke laut. Sebuah resto yang menyediakan beraneka ragam makanan laut segar dengan olahan yang membuat perut serasa tak sabar ingin mencicipinya. Dikelilingi oleh lautan biru dan ditemani sembari angin sepoi-sepoi serta menu makanan yang 100 persen olahan kekayaan laut, patutlah Nusa Resto menjadi sebuah resto yang akan merogoh kocek para pelanggan.

[caption id="attachment_329738" align="aligncenter" width="412" caption="Nusa Resto bertengger indah di lautan "]

14031435061983876935
14031435061983876935
[/caption]

[caption id="attachment_329740" align="aligncenter" width="412" caption="Speed boat wisatawan yang berkunjung "]

1403143577798708402
1403143577798708402
[/caption]

Tapi tenang, harga yang ditawarkan tersebut nantinya akan terbayar setelah menu pilihan yang dipesan terhidang dengan menggiurkannya di depan meja makan. Berbagai menu seafood udang, ikan kakap, kerapu, bandeng, bawal dan banyak lainnya di Nusa Resto dapat diolah sesuai permintaan pelanggan. Untuk menu andalan harga pun ikut beragam, misalnya untuk 1 porsi menu seafood udang dihargai 70-75rb/porsi, untuk ikan kakap 110-125 rb/porsi, kerapu 45rb/ons dan ikan bawal 145-155rb /porsi. Hhhhm, alangkah amboinya menyantap menu kesukaan ditemani liuh-lirih angin laut dan hamparan pemandangan indah yang memanjakan mata.

Tidak hanya sebagai tempat untuk mengisi stamina perut, tetapi di Nusa Resto kita dapat menyaksikan secara langsung tempat penangkaran ikan hiu. Tapi jangan berharap bisa bermain ria dengan si hiu-hiu tersebut seperti di Karimun Jawa, penangkaran hiu disini pengunjung hanya bisa menyaksikan dari atas keceriaan para ikan hiu yang berenang sesama kawannya dipenangkaran.

[caption id="attachment_329741" align="aligncenter" width="412" caption="Mangrove yang dibudidayakan di kawasan Nusa Resto "]

14031437181126256629
14031437181126256629
[/caption]

[caption id="attachment_329742" align="aligncenter" width="412" caption="Penangkaran Ikan Hiu Nusa Resto "]

1403143832888969562
1403143832888969562
[/caption]

Petang segera datang menjelang, saya sudah bersiap kembali disalah satu tempat penyewaan motor dan sepeda di Pulau Pramuka. Kali ini saya akan menghabiskan sore berkeliling Pulau Pramuka, menguak sisi-sisi lain yang bisa saya temukan. Melanjutkan explorasi pulau yang pada zaman Ali Syadiqin dijadikan sebagai tempat pelatihan pramuka jambore bahari nasional. Menelusuri dari satu titik ke titik lain, bertegur sapa dengan para penduduk lokal dan mengabadikan setiap moment yang dapat ditangkap mata.

Setelah menyerahkan uang 10.000 rupiah, saya segera menggowes sepeda ke destinasi pertama yaitu Penangkaran Penyu Sisik yang berada disebelah kantor Taman Nasional Kepulauan Seribu. Tapi sayang sore ini sedang ada perbaikan / renovasi disana, jadi saya tidak bisa terlalu banyak mengekspose. Sedikit kekecewaan di penangkaran penyu saya segera beranjak keluar dari kawasan penangkaran menuju Taman Mangrove yang terdapat di depannya.

[caption id="attachment_329743" align="aligncenter" width="412" caption="Taman Nasional Kepulauan Seribu � Pulau Pramuka "]

1403144060744850478
1403144060744850478
[/caption]

[caption id="attachment_329745" align="aligncenter" width="412" caption="Jangkar yang ditemukan di lautan dan di bawa ke daratan "]

14031441461616785468
14031441461616785468
[/caption]

[caption id="attachment_329746" align="aligncenter" width="412" caption="Sunset di lokasi sekitaran Dermaga Utama pramuka "]

14031442241559181358
14031442241559181358
[/caption]

Puas menikmati 2 spot tersebut saya kembali mengayuh sepeda menikmati angin sore, para pengunjung yang baru pulang melaut (snorkeling atau menyelam) tampak kembali ke penginapan masing-masing. Warung-warung tampak mulai ramai didatangi para food lovers. Dan tentunya dermaga utama serta spot-spot sekitar seperti Taman Tanjung Pengantin sudah ramai juga ditempati oleh para sunset lovers . Segera sang surya kembali keperaduaannya meninggalkan kemilau jingga, dan Pulau Pramuka siap menyambut datangnya sang rembulan.

Suara adzan magrib pun berkumandang dan menggema kesentaro pulau, setelah mengisi perut dengan menu udang goreng + teh manis hangat saya segera kembali ke penginapan. Bersiap menyambut malam sembari berbagi cerita dengan Ibu Habsah dan keluarga nya. Mendengarkan sejarah-sejarah kelam masalalu Kepulauan Seribu. Membiarkan malam menjadi saksi kebersamaan kami dalam berbagi ilmu :)

[caption id="attachment_329749" align="aligncenter" width="386" caption="Masjid Agung Pulau Pramuka dikala senja mulai menyapa "]

1403144322778520133
1403144322778520133
[/caption]

Bersambung ke Part berikutnya .....................


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun