Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Andong, Si Kecil nan Membahana

3 November 2014   19:00 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 4690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Track awal pendakian adalah melewati perkebunan warga kiri-kanan dengan kondisi jalanan beton. 5-10 menit berikutnya barulah sampai ketitik awal track Andong yang sesungguhnya. Tidak tanggung-tanggung , tanjakan segera menanti didepan.

Dengan ketinggian yang tidak sampai 2.000 mdpl, menuju puncak Andong hanya dibutuhkan waktu 1 – 2 jam pendakian tergantung dengan tenaga pada saat mulai naik. Jangan bayangkan dengan waktu singkat tersebut akan ditemui “bonus” / jalan landai karena track Andong 99% berbentuk tanjakan . Kanan tebing , kiri jurang dan jika berpapasan dengan pendaki yang hendak turun harus mengalah salah satu. Sebenarnya track Andong sangat cocok bagi pemula, tetapi tetap kewaspadaan dan kehati-hatian selalu menjadi perhatian utama . Tak elak selama pendakian terkadang aku sempat terboyong miring dengan beban dibelakang.

Aku, Mas Ikul dan Yuha sempat menjadi jawara pertama menuju atas sedangkan Dinda dan Mas Kencuz masih pelan dibelakang. Kami berlima mendaki “santai” menuju atas dalam kegelapan malam. Menikmati setiap tarikan napas dan sesekali memandang takjub ke arah bawah melihat semburan-semburan cahaya-cahaya di bawah sana. Dua “bintang” menemani pendakian malam ini. Bintang-bintang lampu cahaya pemukiman dibawah dan tentunya bintang-bintang dilangit yang selalu menyemangati.

45 menit berlalu .... puncak itu masih belum tampak. Pepohonan rimbun terus menyapa sepanjang pendakian . Ohh ... alangkah manisnya view ini, pemandangan elok di bawah dan rimbunnya pepohonan jika esok hari dapat kusaksikan dalam bantuan sang surya matahari.

Lewat jam 7 malam kami semua sampai dipertigaan puncak. Jika ambil kiri menuju sebuah makam. Katanya Mas Ikul dan kawan-kawan, makam tersebut sudah ada dari dari dulu. Mereka memberikan pilihan, dan tentunya aku memilih belok kanan menuju puncak untuk mendirikan tenda disana walaupun disebelah kiri masih sepi tenda-tenda pendaki yang berdiri disana.

[caption id="attachment_351392" align="aligncenter" width="515" caption="Lukisan tangan Tuhan yang Maha Sempurna di Gunung Andong"]

14149891721686112640
14149891721686112640
[/caption]

Selamat malam Andong, terima kasih sambutan hangat di malam ini.

Hal pertama yang dilakukan tentunya mencari posisi eunak untuk mendirikan dua tenda. Angin malam tidak terlalu berhembus kencang memasuki rongga-rongga kulit. Tapi perut, sungguh sepertinya tidak bisa bersabar lagi untuk segera diisi. Lapar cooooiii ......

Kilat tenda terpasang, kompor-nesting-dan logistic segera diancang-ancang untuk sebuah hidangan makan malam. Cekatan tangan segera dimainkan untuk meracik menu istimewa nasi putih, sop wortel-brokoli-kentang, ikan goreng, nugeet dan tentunya kerupuk si pelamak makan.

Tiga tangan ahli aku, mas ikul dan mas kencuz siap mengolah semua menu menjadi santapan nikmat untuk malam pertama kami semua.

Duuuh ..... bintang-bintang dilangit, pemandangan kece dibawah seolah mengantar aroma sedap menu makan kami dimalam ini. Ditambah lagi dengan putaran musik dangdut dari tenda tetangga sebelah ... asoooi .. bak sedang menikmati hidangan kondangan. Kece-badai heee hee

Setelah mengisi stamina , niatnya saya ingin menikmati angin sekitar sembari menatap kerlap-kerlip cahaya dikejauhan . Namun segera saya urungkan karena demi menghemat stamina untuk keesokan hari.

[caption id="attachment_351393" align="aligncenter" width="367" caption="Masih dengan Pesona Gunung Andong nan Menawan"]

14149892331873779346
14149892331873779346
[/caption]

Minggu, 26 Oktober 2014 . 04.30 pagi

Waktunya untuk segera bersiap menyapa sang surya dipagi hari. Tidur semalam sudah lumayan merehatkan badan. Dinginnya malam Andong baru berasa menjelang dini hari, jam 2 dan seterusnya di jam tersebut aku berebut selimut dengan Dinda. What ??? selimut .. ya selimut , karena kami tidak kebagian sleeping bag yang sudah dipesan abis oleh pendaki lain di kios outdoor Mas Ikul. Tak apalah, toh Andong tidak sedingin Ranu Kumbolo ataupun Dieng yang sejauh ini menjadi pemecah rekor dalam “ketahanan diriku” sepanjang tempat yang sudah pernah aku jajahi.

Deringan khas alarm Mas Kencuz lah yang membangunkan kami semua pagi ini. Berharap sambutan jingga itu segera merambah kawasan Andong dan sekitar.

Setelah menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim, aku segera berbaur dengan Dinda, Yuha dan Mas Kencuz mengabadikan setiap moment terindah di pagi ini. Sedangkan Mas Ikul masih memilih untuk terus merapatkan barisan didalam tenda dibawah selimut tidurnya.

Subhanaalllah ................... Terima kasih Tuhan ................ Keindahan sempurna itupun berhasil Kau persembahkan untuk kami semua di tanah ini.

Aku dan teman-teman berhasil disambut oleh goresan keemasan itu yang terbentang indah di belakang Merbabu dan Merapi. Gumpalan awan putih silih berputar menari-nari dipelupuk mata. Tuhan ,,, tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan betapa kuasa dan besarnya ciptaan_Mu . Aku tak henti-henti berucap syukur atas pesona pagi ini.

SEMPURNA !!!

[caption id="attachment_351397" align="aligncenter" width="515" caption="Keindahan sempurna dalam moment terindah di pagi ini"]

1414989467658212848
1414989467658212848
[/caption]

[caption id="attachment_351400" align="aligncenter" width="490" caption="Mari terus sebarkan SEMANGAT !!!"]

14149895331790856506
14149895331790856506
[/caption]

Menikmati keindahan Gunung Andong dikelilingi awan putih dan puncak-puncak tinggi lainnya disekitar adalah karunia terindah untukku. Dapat kembali berucap syukur kepada Sang Pencipta atas segalanya dalam hidup ini. Merbabu, Merapi, Telemoyo, Sindoro, Sumbing, Ungaran dan Lawu, kalian seolah melambaikan tangan dari sana . Kelak kita akan bertemu ya. Sungguh spektakuler, Merbabu dan Merapi didepan mata, selangkah lagi menuju kesana. Itulah jajaran puncak-puncak yang dapat disaksikan dengan elok dari Puncak Andong. Tak ayal, akan pesona itu tentulah Andong menjadi lirikan baru bagi dunia pendakian terutama di puncak-puncak pulau Jawa.

[caption id="attachment_351401" align="aligncenter" width="515" caption="Satu puncak lagi nun jauh disana"]

14149896171047150128
14149896171047150128
[/caption]

Cukup lama saya dan teman-teman bermanja dengan Andong, tentunya lebih didominasi dengan jepretan sana-sini. Kami semua menggila. Menggila dan bernarsis ria bersama diketinggian ini.

[caption id="attachment_351405" align="aligncenter" width="420" caption="Bersama sahabat keluarga baru"]

141498988361043609
141498988361043609
[/caption]

[caption id="attachment_351408" align="aligncenter" width="512" caption="Angkat jari demi kebersamaan "]

1414990040217871022
1414990040217871022
[/caption]

Niat awal yang turun lebih awal di jam 8 pagi akhirnya terlewatkan akan aksi narcisitus kami semua. Di jam tersebut kami baru memulai memasak menu istimewa kembali di pagi ini untuk hidangan sarapan pagi. Bedanya ada tambahan sajian pelengkap lidah, yaitu 2 bungkus mie goreng special ala Gunung Andong.

Makkknyuussss ...... setelah semua terlalap habis, dessert sudah menunggu yaitu mangga-mangga segar penambah selera di pagi ceria ini. Tenda-tenda tetangga sudah terlebih dahulu meninggalkan puncak, sedangkan kami berlima masih menikmati detik-detik yang tersisa di Puncak Andong sampai jam 09.45 .

[caption id="attachment_351410" align="aligncenter" width="498" caption="Yuhu,, menu istimewa kami di atas gunung"]

14149901682132411646
14149901682132411646
[/caption]

Cukup sudahlah dengan rasa lega dan syukur tak terhingga menikmati semua balutan keindahan Gunung Andong. Kecil-kecil membahana semua pesona. Saatnya kembali turun dan merehatkan badan karena jam 4 sore ini aku dan Dinda sudah musti kembali berada di Terminal Tingkir untuk kepulangan kembali ke “dunia nyata”.

Mengepak kembali isi tanggungan beban dibelakang carrier/ransel, dan tidak lupa membawa turun semua sampah yang telah dibawa kepuncak.

[caption id="attachment_351413" align="aligncenter" width="499" caption="Lagi bersama kawan-kawan baru di Puncak Andong"]

1414990524510270372
1414990524510270372
[/caption]

Matahari tampak sudah sepenggalah naik, tapi awan Andong sesekali masih tetap seolah diselimuti kabut. Hamparan warna-warni tenda sudah mulai sepi, hanya tersisa 2-3 tenda yang tetap bertahan dipanas yang cukup terik ini.

Bismilllah ... tapakan kaki turun kembali dimulai.

Ckckckck .... untuk turun kami lumayan dapat banyak memotong waktu . Tapi ,,,, narsisnya oiii ... 1 langkah turun , 3 langkah untuk berpoto . Haaa haa ... tidak ada ruang sedikitpun yang tidak berhasil masuk lensa camera. Narsis abis ...... Tapi disanalah rasa bangga tertorehkan olehku. Berkenalan dengan teman-teman baru tanpa ada rasa segan sedikitpun.

Aku bersyukur bisa menjadi seorang “pejalan”, karena disepanjang tujuan itulah aku dapat belajar banyak tentang hidup ini. Pelajaran yang tidak akan pernah aku dapatkan tanpa mengenal banyak hal dan banyak ciri pribadi. Aku bersyukur selalu diberi kesempatan untuk dapat menapaki kaki kemanapun yang aku inginkan. Mencari setiap tempat yang menyimpan keindahan mahakarya Sang Tuhan. Aku bersyukur diberi kesempatan untuk dapat mengenal banyak jiwa mulia yang berhamburan dijagat raya ini. Menjalin silaturahmi dan mengikat janji dalam kebersamaan. Aku masih ingin terus mencari sahabat-sahabat lain, berjabat tangan dengan mereka, tersenyum dan tertawa bersama. Seolah semua “beban” dibelakang, perlahan luntur dan sirna dengan canda tawa yang ditorehkan dalam setiap pertemuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun