Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejak Laskar Ranu Kumbolo

1 Desember 2014   18:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14174074411594245098
14174074411594245098
Kabut menutupi Danau Ranu Kumbolo
14174071461729579945
14174071461729579945
Kabut perlahan mulai berlalu

Minggu, 3 Agustus 2014

02.00,03.00,04.00........ Akh, hampir setiap jam dini hari aku tersentak tidur, merapatkan SB dan mengapit badan. Lima lapis baju, 2 lapis kaos kaki, 1 jilbab dan 2 kupluk ternyata juga tak mempan menangkis dinginnya Ranu Kumbolo dan pada akhirnya tubuhku benar-benar berontak di jam 04.30 pagi ini. Aku segera keluar tenda dan mencari tenda-tenda lain yang sedang menyalakan api unggun dan merapatkan barisan kesana, mencari panas dan tentunya juga berbagi cerita dengan para pendaki lain.

Ranu Kumbolo adalah sebuah base camp pendakian sebelum Kalimati untuk menuju puncak Mahameru. Kecantikan alam disini sudah tidak diragukan lagi dengan danau nan elok dikelilingi bukit-bukit hijau dan ditambah dengan sebuah tanjakan yang terkenal dengan sebutan Tanjakan Cinta. Tuhan sudah mempersembahkan semuanya untuk kita. Keagungan Mahakarya_Nya, kecantikan alam_Nya wajiblah kita jaga dan lestarikan. Begitu juga dengan Danau Ranu Kumbolo ini, sudah keharusan bagi kitalah para pendaki untuk tetap menjaganya dengan sepenuh hati dan jangan sesekali melakukan hal konyol seperti di bawah ini :


  • Berenang di danau

  • Buang air besar/kecil

  • Mandi pakai shampoo, sabun dan hal kimia lainnya. Antisipasi hal tersebut dengan mengisi botol minuman dan membawanya kepinggir danau untuk cuci muka ataupun mencuci peralatan makan.

  • Buah sampah sembarangan


Ingat !!! Setitik kita nodai, kelak akan membawa mudarat akan kelangsungan alam.

1417407735305812636
1417407735305812636
Melirik Tanjakan Cinta dan langit yang biru
14174078691923361562
14174078691923361562
Ranu Kumbolo 2400 mdpl

Berada diketinggian 2.400 mdpl dan memiliki sumber air yang melimpah juga membuat Ranu Kumbolo bak surga tersendiri bagi para pendaki. Tidak hanya itu di sini jualah sang surya dengan cantik akan menyapa dunia, pelan-pelan muncul dari balik bukit menyibakkan kemewahan dirinya. Tak urung aku jua berharap dapat menyapa sang mentari itu di pagi ini setelah 2 puncak (Sikunir dan Pananjakan II) sebelumnya dalam perjalanan long trip kali ini aku lewatkan.

Beranjak semakin pagi, kabut tebal tetap menyergap kawasan Ranu Kumbolo, hawa dinginnya tak kunjung jua reda dan kembali harap-harap cemas aku pasrah jika tak juga dapat menyaksikan kembali kemilau jingga di pagi hari. Dan benar …. Sang surya tak bisa menampakkan kecantikannya di Ranu Kumbolo, kabut sungguh sangat tebal. Tapi tak apa, setidaknya kembali aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai titik ini, pun demikian beranjak makin siang aku dapat juga ‘menantang’ mentari itu, membiarkannya memasuki aliran wajahku dan ucap syukur kembali aku haturkan ketika duduk sendirian disebuah bukit dipinggir danau .

1417408179791879431
1417408179791879431
Kabut datang silih berganti
1417408252323119026
1417408252323119026
Beranjak agak siang para pendaki sudah meninggalkan Rakum

Di Kawasan Ranu Kumbolo yang rata-rata suhu minimal -5Ëš - -20Ëš ini, selain pesona danau yang menawan hati juga terdapat beberapa plakat para pendaki yang meninggal serta sebuah Prasasti Ranu Kumbolo. Tapi sayang, seolah prasti tersebut terabaikan dan tak dilirik sama sekali oleh tamu-tamu Ranu Kumbolo.

Inilah alam luas yang dipersembahkan oleh Tuhan untuk hamba_Nya. Setiap kaki menjejak pancaran kemewahan itu tak henti-hentinya menyanjung Ranu Kumbolo dan aku kembali merendahkan diri akan keagungan Sang Pencipta.

“Terima kasih Ranu Kumbolo, kau mewakilkan salah satu surga keindahan di dunia ini dan kau juga telah menerima kami para ‘prajurit’ untuk dapat meninggalkan jejak kaki disini. Tenanglah selalu dalam kedamaianmu, persembahkan selalu pancaran pesonamu dan kami, akan lakukan tugas kami ; menjagamu, melestarikanmu dan akan tetap memanjakanmu sebagai suatu hamparan karunia Tuhan untuk alam semesta ini “ janji kami para pendaki.

Bersambung disini

1417408423831285519
1417408423831285519
Ranu Kumbolo - Minggu, 3 Agustus 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun