[caption id="attachment_364725" align="aligncenter" width="464" caption="Guest House Belanda Jampit tampak asri"][/caption]
Jika berniat untuk bertandang ke Kawasan Taman Wisata Gunung Ijen, baik itu ingin melihat blue fire-nya yang sangat terkenal maupun menikmati keindahan Kawah Ijen yang memiliki pancaran warna yang menyejukkan mata, jangan lupa untuk mampir ke Agro Wisata Jampit.
Mungkin banyak yang belum tahu, bahkan namanya pun masih asing ditelinga. Jampit yang identik dengan perkebuhan (Kebun Kalisat dan Jampit PTP Nusantara XII) ini menyimpan suguhan alam yang masih sangat alami bahkan ketentraman warga sekitar dapat dengan elok dinikmati oleh mata. Mereka hidup dalam kebersamaan dalam balutan perkebunan sekeliling yang menjadi mata pencaharian utama. Kalisat, Jampit dan Blawan dapat ditempuh dari dua arah (Bondowoso dan Banyuwangi) dan tentunya berdekatan dengan objek wisata terkenal Kawah Ijen.
Saya ketika diunjukkan oleh seorang teman sebuah foto bangunan tua ala Belanda, langsung tertarik dan mengiyakan untuk dapat menyambangi lokasi ini. Hal yang membuat saya cukup penasaran adalah keadaan dan lokasi sekitar yang asri, rimbun, sejuk dan alami. Akhirnya hari ke-tiga perjalanan saya jelajah Banyuwangi, saya pun terdampar di perkampungan sejuk ini. Cukup perjuangan untuk mencapainya, dibalut oleh perkebunan tentunya jalanan aspal yang mulus tidak dapat diharapkan sama sekali. Jalanan berliku-berkelok dengan pemandangan pinus, perkebunan kopi kiri-kanan ditempuh dengan jarak berkilo-kilo jauhnya. Medan yang cukup berat dan tiada akhir tentu selalu mewarnai perjalanan ke Rumah Belanda yang sangat tersohor dikalangan wisatawan “luar” ini terutama wisatawan asing yang berasal dari eropa.
Wisata Agro jampit yang bernama Guest House (Rumah Belanda) ini memang cukup terpencil dan berada dalam areal Kebun Kopi Kalisat-Jampit di Sempol, Bondowoso. Selain struktur bangunan kokoh yang bergaya ala eropa dengan arsitektur yang didominasi kayu bercat hitam, halaman Rumah Belanda inipun memiliki tanah luas yang ditanami berbagai macam bunga-bunga cantik yang konon langsung didatangkan dari eropa. Tentu saja hal itu sepadan dengan cuaca/iklim Jampit yang terletak diketinggian 1.100-1.600 mdpl. Walaupun dengan terpelosoknya lokasi ini dan membutuhkan perjuangan ekstra, Guest House ini selalu ramai kedatangan tamu, baik lokal maupun mancanegara. Sekadar melihat dan menikmati suasana sekitar, pun yang mempunyai kocek lebih bisa bermalam di Rumah Belanda ini, tapi tentunya dengan tarif harga yang cukup lumayan merogoh kantong tebal. Sayang ketika saya berkunjung Senin, 29 Desember 2014 sedang ada tamu, sehingga tidak diperkenankan melihat lebih dekat dekorasi atau bentuk bangunan didalam rumah.
Berdiri sejak tahun 1.927, rumah ini dulunya dihuni oleh sebuah keluarga Belanda yang berdiam serta ikut andil dalam pengendalian perkebunan kopi di daerah Jampit. Dengan aroma kopi arabika yang sangat kental dikawasan ini, sungguh membuat jiwa tenang apalagiditemani degan bangunan klasik, rumput hijau, kupu-kupu beterbangan disekitar bunga warna-warni.
Tidak hanya dijamu dengan perkebunan kopi, jika ingin berlama-lama di area ini pengunjung juga bisa mencoba memetik dan mampir ke kebun strawberry yang banyak berjejer disepanjang perjalanan menjelang Rumah Belanda. Atau bisa juga berinteraksi dengan penduduk sekitar, mengenal mereka lebih dekat dengan kehidupan desa yang didamba. Percayalah, penduduk desa di Kecamatan Sempol ini sangat ramah bahkan mereka tidak segan-segan menunjukkan kemurahan hatinya ketika saya kembali menanyakan arah menuju Guest House Belanda yang dicari.
Menurut saya, ini lebih dari hanya sekadar mengunjungi sebuah bangunan tua yang klasik. Tapi disini, ketentraman, kehidupan yang damai dan aroma pedesaan dapat menjadi referensi demi terbukanya pikiran untuk dapat melihat kecakapan dan kelihain warga sekitar dalam menjalani hari-hari mereka. Pun Wisata Agro Jampit, wisata perkebunan yang cocok untuk keluarga dan kebersamaan.
Jika mempunyai waktu lebih dan tenaga ekstra, sempatkanlah mampir ke Jampit. Baik untuk berwisata kebun, melihat serta belajar dari ketentraman hidup penduduk sekitar dan tentunya liriklah Guest House Belanda ini. Perjalanan panjang itu, setidaknya terbayar oleh pesona pemandangan indah sekitar Jampit yang membuat dia juga layak memukau seperti jagoan terdahulunya (Ijen).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H