Penyakit akhir musim kembali menghantui Arsenal, tidak konsistennya permainan membuat Arsenal harus rela terlempar dari Big 4. Padahal sempat naik ketika melumat Tim non-liga Lincon Fc di ajang FA cup, sabtu kemarin malah turun lagi setelah dihajar Wba 3-1. Entah apa yang membuat performa Arsenal belakangan menjadi menurun, dua laga terakhir di Premier League selalu berakhir kekalahan, hal ini tentu saja berimbas pada posisi klasemen yang terus menurun. Penulis berasumsi bahwa, menurunnya performa Arsenal mungkin dipengaruhi oleh kekalahan dari Bayern, dimana seperti yang diketahui mereka berhasil menghancurkan Arsenal di UCL dengan aggregat 10-2!!, atau pengaruh lainnya mungkin adalah mental pemain yang masih naik-turun apalagi menjelang akhir musim. Sebagai fans, tentu hal membuat cemas sekaligus geram. Protes terhadap kepemimpinan Wenger kembali menyeruak, apalagi setelah kekalahan dari Wba kemarin. Tapi benarkah ketidakberuntungan ini semua harus dilimpahkan ke Wenger? Penulis sempat melihatnya demikian, namun setelah Legenda Arsenal Thierry Henry berkomentar atas kekalahan tersebut, dengan menyebut bahwa fans harusnya protes terhadap performa pemain yang tidak bermain sesuai dengan kemampuan terbaiknya, jangan semuanya dilimpahkan ke Wenger.
Melihat hal tersebut, ada benarnya juga, para pemain seperti kehilangan gairah bertanding, apalagi saat tertinggal lebih dulu. Tapi bukankah para pemain hanya menjalankan instruksi dari pelatih? Tidak mungkin para pemain memikirkan taktik sementara dalam bertanding bukan? Ataukah para pemain sudah kehilangan kepercayaan terhadap pelatih? Entahlah itu urusan internal Arsenal. Berkaca pada Leicester setelah memecat Raineri, mereka malah seperti terlahir kembali. 4 kemenangan beruntun menjadi ganjaran,
Craigh Shakespeare yang menjadi pelatih sementara melakukan pekerjaan luar biasa dengan membuat gairah bertanding pemain Leicester kembali seperti musim super mereka musim lalu. Jadi akankah petinggi Arsenal akan melakukan hal yang sama? Kecil kemungkinan, namun semoga ada perubahan.
Dengan terlempar dari 4 besar, dan harus rela melihat tetangga spurs duduk nyaman di posisi dua dengan beda gap 9 poin sungguh perasaan yang tidak nyaman!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H