Aku senang ketika diriku dirundu pilu melihatmu bercanda, tersenyum selain bersama ku.
Meyakinkan hati bahwa dirimu yang mempunyai makna dalam setiap denyutan hati.
Maafkan ku terlalu berharmoni dengan angan namun kenyataan selalu berdatangan silih berganti.
Karna egoku, sebuah kata yang berinterval antara hati dan angan.
Saling mencakar seakan tak mau kalah.
Terimakasih kehidupan karna perih yang engkau berikan membuat aku tau bahwa sesuatu yang besar memaksa keberanian yang besar pula.
Mohamad Fajri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H