Semarang (12/08/22) - Upacara penerjunan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan pada tanggal 4 Juli 2022 oleh Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Diponegoro menjadi pembuka dari kegiatan KKN TIM II Universitas Diponegoro dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs), Program Anti Narkoba, dan Kesadaran tentang Stunting". Pada tahun ajaran 2021/2022, mahasiswa KKN diwajibkan untuk melaksanakan satu program kelompok (multidisiplin) dan dua program individu (monodisiplin).
Mahasiswa melakukan analisis potensi masalah yang terjadi di Kelurahan Patemon. Hasil yang ditemukan adalah baru beberapa dari seluruh masyarakat di Kelurahan Patemon yang peduli dengan permasalahan mengenai pengelolaan sampah organik maupun non organik yang menjadi program di bank sampah. Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan juga ditemukan bahwa RW 05 jarang mendapatkan kegiatan sosialisasi, terutama yang berfokus pada pengolahan sampah.
Program kerja multidisiplin kami mengangkat sosialisasi mengenai pemilahan dan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos cair dan padat yang disampaikan oleh salah satu anggota kelompok kami, Adi Rahman, yang merupakan mahasiswa Jurusan Agroteknologi. Sasaran dari sosialisasi kami adalah ibu-ibu warga RW 05 Kelurahan Patemon dan ibu-ibu pengelola "Bank Sampah Mawar".Â
Program dilaksanakan di hari Minggu (24/7) pada kegiatan rutin pengumpulan sampah. Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa adalah pembuatan video edukasi pemilahan sampah dan mengikuti kegiatan sedekah sampah disertai dengan edukasi mengenai dampak-dampak buruk yang dapat terjadi jika sampah tidak dimanfaatkan kembali.
Selanjutnya, sesuai dengan tema KKN, kesadaran atas pentingnya pencegahan stunting masih harus ditingkatkan. Maraknya isu mengenai stunting telah menjadi isu prioritas nasional setelah Indonesia ditetapkan sebagai negara dengan status gizi yang buruk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pada masa ini, sangat dibutuhkan upaya pencegahan terjadinya stunting yang dilakukan pada periode sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita yaitu 1.000 hari pertama kehidupan dimulai sejak ibu hamil sampai dengan anak berusia dua tahun (golden period).
Program monodisiplin pertama mengangkat pemberian edukasi berisi informasi pola asuh positif yang menjadi salah satu faktor terjadinya stunting pada anak. Mahasiswa menjelaskan pentingnya pengaruh pola asuh orang tua kepada anak yang akan berpengaruh kepada pemberian gizi. Materi yang diberikan kepada masyarakat adalah penjelasan mengenai stunting, pola asuh yang tepat untuk diberikan pada anak, serta toxic parenting. Mahasiswa juga memaparkan saran mengenai hal apa saja yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anak agar dapat menerapkan pola asuh yang tepat.
Seluruh kegiatan dilaksanakan dalam acara rutin PKK di RT 02/RW 05 pada Minggu (24/7) pukul 14.00 sampai 17.00 WIB. Ketika sosialisasi berlangsung, peserta mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik kepada mahasiswa. Diharapkan dengan adanya sosialisasi mengenai pemahaman pola asuh positif, tujuan target global dapat tercapai yaitu angka kejadian stunting menurun pada tahun 2025.
Peran orang tua terhadap perkembangan anak sangatlah besar. Kasus-kasus yang melibatkan anak sedang marak terjadi, salah satunya kasus pelecehan seksual pada anak. Menurut data statistik dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), terdapat 797 anak yang telah menjadi korban kekerasan seksual pada awal tahun 2022.Â
Masalah tersebut harus mendapatkan perhatian lebih dari orang tua yang didukung juga dengan pemahaman seksualitas sejak dini demi menurunkan jumlah total kasus pelecehan seksual di Indonesia. Program kerja monodisiplin kedua mahasiswa adalah pemberian edukasi seksual pada anak. Edukasi yang diberikan berisi informasi pengenalan bagian tubuh manusia secara umum pada bagian-bagian tubuh pada manusia yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.Â
Mahasiswa menjelaskan kepada orang tua mengenai pentingnya memahami bagian-bagian tubuh bagi anak. Saat mengunjungi beberapa rumah warga di RW 05, kesadaran orang tua atas edukasi seksual pada anak masih dianggap 'tabu'. Pendidikan mengenai edukasi seksual masih sangat diperlukan di daerah Kelurahan Patemon agar terciptanya generasi anak yang mempunyai kesadaran atas pentingnya memahami edukasi seksual sejak dini.Â
Kegiatan dilaksanakan pada Senin (1/8) pukul 14.30 - 16.30 WIB dengan mengunjungi tempat tinggal masyarakat dan menyampaikan edukasi dengan media kreatif booklet disertai kuis yang interaktif. Selama kegiatan penyampaian edukasi berlangsung, orang tua antusias dalam bertanya mengenai isi dari booklet "Tubuhku Berharga" agar nantinya dapat disampaikan kepada anak-anak. Dari kegiatan yang telah dilakukan, diharapkan kesadaran masyarakat khususnya orang tua meningkat atas pentingnya pemberian edukasi seks sejak dini pada anak.
Penulis: Alvina Farah Putri
Fakultas Psikologi
Dosen Pembimbing Lapangan: Ir. Hermin Werdiningsih, MT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H