Mohon tunggu...
ADE SURYA UTAMI
ADE SURYA UTAMI Mohon Tunggu... -

Mahasiswa HI - FISIP UNHAS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gundah

15 Januari 2012   17:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, diriku pasti sudah gila. Yaa.. menurutku memang sudah gila.
Aku mencoba untuk membuat diri ini berpikir rasional, namun ternyata ada beberapa hal yang sangat sulit untuk dirasionalkan.Tentu hal itu tidak jauh bermain di ranah perasaan dan hati.
Gundah.

Aku bertemu dengannya tidak begitu lama, mungkin sekitar seminggu yang lalu,
tetapi sampai sekarang bayangnya masih terus ada.
Aneh memang, mengapa dia yang begitu asing malah bisa singgah dan membekas dalam ingatan.
Benarkah Cuma ingatan?
Atau malah tanpa aku sadari dia sudah memasuki kawasan terlarang ku, hati.

Hari demi hari, aku dan dia semakin dekat. Bahkan menurutku sudah dalam taraf tidak wajar.
Nasihat dari beberapa teman untuk menjauhinya seperti hanya masuk di telinga kiri dan keluar di telinga kanan. Yaa.. sekali lagi aku tak sanggup untuk menggunakan rasio dalam hal ini.
Aku takluk oleh rasa ini. Logika sudah tak mampu bermain dan berfungsi dengan baik.
Hanya gundah yang ada. Ah, dia kini sudah menguasai hampir seluruh pikiran dan hatiku.
Terkadang ku berpikir, apakah dia seorang alien yang di utus untuk mengendalikan pikiran-pikiran manusia.
Tetapi, rasanya itu terlalu berlebihan. Hahaha.., Sungguh hanya gundah yang ku rasa.
Gundah karena dia sudah mulai mengisi hidupku.

Di sisi lain, aku dan dia tidak boleh bersama. Aku sudah memiliki yang lain.
Namun, ternyata takdir selalu memiliki misteri yang terpendam di ujung hari.
Aku dan dia, mungkin aku saja lebih tepatnya, begitu naif dengan perasaan ini.
Tidak bisa mengontrol satu sama lain. Hanya bisa mengikuti kata hati.
Tetapi, apakah ini salah? Memiliki cinta yang baru. Cinta yang menurutku begitu berbeda dari sebelumnya.
Cinta yang mampu membuatku merasa gundah. Rasa yang begitu dalam. Penuh keindahan meski sarat dengan derita dan cobaan. Aku dan dia sadar, sejak awal ini sudah salah.
Namun, tak bisakah kami sejenak bersama, mungkin di kehidupan lain, atau di kehidupan sekarang ini.
Tidakkah ada yang memperdulikan hal ini? Atau memang kalimat, cinta tak selamanya harus memiliki,
harus benar-benar terpraktekkan dalam lembar hidupku.

Gila, edan!
Hidup ini begitu edan.
Life is a big joke?
Seperti judul lagu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun