Mohon tunggu...
Fauziah Herlina Azhar
Fauziah Herlina Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jatinangor, Keadaan yang Berbeda tapi Tetap Hidup saat Liburan Semester

3 Juli 2024   17:28 Diperbarui: 3 Juli 2024   17:46 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pujasera Ciseke yang biasanya ramai menjadi sepi saat masa liburan semester (Dok.Pribadi/Fauziah Azhar)

Jatinangor adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kecamatan ini terkenal karena adanya beberapa perguruan tinggi ternama seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor, Institut Koperasi Indonesia (Ikopin), dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Karena di dalamnya terdapat 4 perguruan tinggi, maka Jatinangor banyak diisi oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Unpad. Dilansir dari Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Sumedang, pada tahun 2022 Jatinangor memiliki jumlah penduduk lokal sebanyak 98.000 jiwa. Dibandingkan dengan mahasiswanya, secara kasar perkiraan jumlah mahasiswa di Jatinangor bisa mencapai hingga 50.000 mahasiswa dari berbagai daerah.

            Selama masa akademik, Jatinangor menjadi pusat kegiatan akademis dan sosial mahasiswa yang menetap di sini. Akan tetapi, suasana Jatinangor berubah drastis saat libur semester tiba menghadirkan tantangan bagi kecamatan yang luasnya 262 km ini.

            Masa liburan semester adalah masa mahasiswa pulang ke kampung halaman masing-masing. Menyisakan Jatinangor, asrama, kos-kosan, dan apartemen yang sepi dan kosong. Dengan jumlah mahasiswa yang setengahnya dari jumlah warga lokal, keberangkatan mereka menyebabkan penurunan signifikan dalam aktivitas kota. Jalanan yang biasanya dipadati kendaraan dan pejalan kaki mendadak lebih lengang dari biasanya. Tempat-tempat makan, kafe, dan pusat perbelanjaan yang biasanya ramai menjadi sepi.

            Kepergian mahasiswa ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi para pelaku usaha di Jatinangor. Banyak usaha kecil hingga menengah yang menggantungkan pendapatannya dari mahasiswa, seperti warung makan, laundry, atau toko fotokopi. Selama libur semester, omzet mereka tidak sebanyak ketika masa pembelajaran. Salah satu yang merasakan dampak ini adalah penjual nasi katsu di Pujasera Ciseke. "Pendapatannya ga sebanyak waktu hari-hari biasa. Makanya, saya milih buat tutup aja." Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumedang, omzet pedagang di Jatinangor mengalami penurunan 70% saat libur semester. Ini menunjukkan betapa bergantungnya perekonomian lokal pada keberadaan mahasiswa.

            Akan tetapi, di tengah kesunyian tersebut, ada satu tempat di Jatinangor yang tetap ramai saat libur semester, yaitu Pasar Unpad atau yang sering disebut dengan Paun. Sama seperti pasar pada umumnya, Paun menyediakan bahan makanan, makanan berat, cemilan, pakaian, dan perabotan rumah tangga. Yang membedakannya adalah Paun buka hanya di hari Minggu. Paun ramai karena terletak di dekat salah satu wisata yaitu Jatinangor Nasional Park.

            Selain itu, Paun tetap ramai karena Paun tidak hanya mengandalkan mahasiswa sebagai konsumennya. Banyak penduduk lokal dan luar Jatinangor yang juga memanfaatkan Paun ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Paun juga membantu mahasiswa yang tidak pulang selama liburan untuk membeli makanan. Bagi pedagang di Paun, terus berjualan selama liburan semester merupakan langkah untuk menjaga keberlangsungan usaha mereka. Dari hasil observasi lapangan, sekitar 60% total pedagang di Paun tetap beroperasi selama libur semester. Menurut wawancara dengan beberapa pedagang, rata-rata penurunan jumlah pembeli hanya sekitar 30% dibandingkan hari biasa.

            Dari segi ekonomi, aktivitas di Paun memberikan kontribusi penting bagi perekonomian lokal. Pedagang yang terus berjualan selama liburan tetap mendapatkan pemasukan walaupun hanya di satu hari. Banyak juga pedagang kaki lima yang berjualan ke sekolah-sekolah di sekitar jatinangor atau Sumedang. Keberadaan Paun ini juga mendorong aktivitas ekonomi di sektor lain yakni sektor transportasi.

            Oleh karena itu, pemerintah lokal perlu untuk mengelola fasilitas dan infrastruktur Paun untuk kenyamanan pengunjung dan pedagang. Peningkatan ini bisa dimulai dari penyediaan tempat parkir yang memadai karena seringkali parkir ini menjadi salah satu alasan macetnya jalan di Paun. Selain itu, untuk meningkatkan keberlanjutan ini bisa dilakukan promosi dan pemasaran dan diversifikasi produk dan layanan.

            Pasar Unpad menjadi salah satu bukti bahwa Jatinangor tidak sepenuhnya "mati" saat libur semester. Kehidupan tetap berdenyut, meskipun dengan ritme yang berbeda. Pasar ini berfungsi sebagai titik temu antara mahasiswa, penduduk lokal, dan pengunjung dari luar Jatinangor. Bagi beberapa penduduk lokal, keberadaan Pasar Unpad selama libur semester menjadi penting karena mereka dapat terus memenuhi kebutuhan. Bagi mahasiswa yang tidak pulang, Paun ini memberikan kemudahan dalam mengakses kebutuhan harian.

            Jatinangor, dengan segala perubahan dinamika selama liburan semester, tetapu menunjukkan bahwa kehidupan di daerah ini tidak sepenuhnya bergantung pada keberadaan mahasiswa. Pasar Unpad adalah salah satu contoh bagaimana kehidupan ekonomi dan sosial dapat terus berjalan meski dalam kondisi yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun