Mohon tunggu...
9808
9808 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNAIR

Haloo saya mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Sains dan Teknologi Prodi S1 Kimia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Penggunaan Eco-Enzyme KURIDIAMBU sebagai Inovasi dalam Mengurangi Bau dari Air Limbah UMKM Industri Tempe Desa Slambure

13 Desember 2024   11:43 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan limbah cair di Indonesia menjadi dilema yang belum terselesaikan. Sebagai contoh kasus sungai di Sesetan, Denpasar tercemar air limbah Industri Tempe Wahyu yang tidak diolah dengan baik (Sang Gede Purnama: 2016, 2). Masyarakat yang tinggal di sekitar industri tempe diresahkan masalah bau air limbah. Hal ini juga terjadi di daerah rumah saya yaitu desa Slambur. Desa Slambur dikenal sebagai desa UMKM keripik Tempe sebagai ciri khasnya, Namun dibalik eksistensi UMKM keripik tempenya terdapat masalah yang masih meresahkan warga sekitar, yaitu bau limbah dari produksi tempe yang sangat menyengat mengganggu kenyamanan warga. Menurut Fred Leonardo Letson (2016: 2) bau busuk limbah cair Industri tempe ini berasal dari amoniak ataupun fosfin. Padahal selain menimbulkan bau, Sampe Harahap (2013:184) menyatakan bahwa kandungan amonia dapat merusak ekosistem air. Maka penting untuk mengelola lebih lanjut air limbah tempe secara ramah lingkungan, seperti menggunakan Eco-enzyme dari bahan yang ada di sekitar industri tempe. Namun yang menjadi pertanyaan, eco-enzyme apa yang tepat untuk masalah ini dengan bahan yang terjangkau dan proses yang praktis?

Ilustrasi/ Source: Kompas.com
Ilustrasi/ Source: Kompas.com
Untuk mengatasi masalah bau amonia dari industri tempe saya mencetuskan inovasi eco-enzyme KURIDIAMBU yang menyerap dan menetralisir bau tersebut. Eco-enzyme
KURIDIAMBU terbuat dari bahan-bahan alami produksi tempe itu sendiri dan ampas tebu
yang mudah ditemukan di daerah desa Slambur, karena dekat dengan industri pabrik gula. 

Eco-enzyme efektif dalam menangani bau tidak sedap air limbah industri tempe. Menurut Putu Parwata, dkk., (2017: 49-54) bahwa eco-enzyme dapat dimanfaatkan untuk penjernihan air dan penghilang bau, karena terdapat kandungan asam organik dan garam mineral di dalamnya. Pembuatan eco-enzyme ini memanfaatkan limbah industri tempe yaitu kulit ari kedelai serta ampas tebu yang disebut "eco-enzyme Kuridiambu". Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan eco-enzyme yaitu kulit ari kedelai, ampas tebu, gula merah, dan air yang difermentasi dalam wadah selama 3 bulan. Kombinasi kulit ari kedelai dan ampas tebu saling menyeimbangkan satu sama lain. Aroma segar ampas tebu dimanfaatkan untuk meminimalisir bau dari air limbah rebusan kedelai serta sebagai penyeimbang kulit ari kedelai yang terlalu tipis dan sebagai penghasil substrat padat untuk membantu ampas tebu dalam menciptakan enzim dalam proses fermentasi (Pratiksha Yadav, 2022: 3).

Saya yakin solusi efektif untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan eco-enzyme "KURIDIAMBU", karena bahan-bahan yang mudah didapat serta murah bahkan tidak perlu untuk membelinya dan proses pembuatan yang simple menjadikan inovasi ini praktis untuk diproduksi siapa saja.

Terdapat bukti bahwa eco-enzyme "KURIDIAMBU" efektif untuk digunakan. Menurut hasil survei Santi Ayuni dan Enda Silvia, menunjukkan 3 industri tempe di desa Peunaga Pasi dan Paya Peunaga menunjukan terjadi bau tidak sedap di sekitar industri. Solusi untuk mengatasi pencemaran udara tersebut dengan pemanfaatan limbah produksi tempe yang diproses menjadi eco-enzyme "Kuridiambu". Salah satu komposisi eco-enzyme "Kuridiambu" yaitu ampas tebu
mengandung selulosa sebesar 42,67%, enzyme tersebut dapat dimanfaatkan sebagai adsorben penjernih air dari limbah, sehingga eco-enzyme "Kuridiambu" tidak hanya meminimalisir bau namun juga menjernihkan air (Wahyu Dessy Putri, 2019:9). Proses pembuatan hanya membutuhkan 3 bahan, sehingga mudah dibuat.

Sebagai inovasi pemanfaatan limbah organik, eco-enzyme KURIDIAMBU telah menunjukkan
potensi besar dalam mengatasi berbagai permasalahan lingkungan, khususnya dalam
pengelolaan limbah. Namun, pengembangan dan penerapannya masih memerlukan dukungan yang lebih luas. Tantangan seperti standarisasi produksi, sosialisasi, dan regulasi perlu diatasi secara bersama-sama. Dengan demikian, eco-enzyme Kuridiambu dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam membangun lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Penggunaan eco-enzyme Kuridiambu sejalan dengan upaya global dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait dengan pengelolaan air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, serta produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Dengan demikian, eco-enzyme tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan lokal, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.

Referensi
Gede, Purnama Sang. (2016). "Modul Analisis Dampak Limbah Cair Industri Tempe di
Denpasar." Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, Vol.6.
Letsoin (2016). Productive Liquid Fertilizer from Liquid Waste Tempe. Tugas Akhir.
Putu, Parwata. (2021). "Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme Bagi
Pedagang Buah dan Sayur di Pasar Desa Panji." Jurnal Proceeding Senadimas
Undiksha 2021.
Pratiksha, Yadav. (2022). "Sugarcane Bagasse: An Important Lignocellulosic Substrate for
Production of Enzymes and Biofuels. Biomass Conversion and Biorefinery."
Sampe, Harahap. (2013). "Pencemaran Perairan Akibat Kadar Amoniak Yang Tinggi dari
Limbah Cair Industri Tempe." Jurnal Akuatika Vo1. IV No. 2/September 2013 (184-
194) ISSN 0853-2523.
Santi, Ayuni. (2022). "Pengelolaan Limbah Industri Tempe Rumah Tangga di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat." Jurnal Jurmakemas Volume 2 Nomor 2, Juni
2022.
Putri, W. D. (2019). Penentuan Efektivitas Ampas Tebu Sebagai Adsorben Fe (II) Pada
Penjernihan Air Sumur Bor. Tugas Akhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun