Mohon tunggu...
Arya Ningtyas
Arya Ningtyas Mohon Tunggu... -

Perempuan biasa ikhtiar dalam kebaikan-Nya belajar lewat tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Menunggu Cintamu

4 Februari 2014   14:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta berlabuhlah di bilik hati nan sunyi

serupa cintamu pada malam yang hening

ombak kecil menggapai kaki bergantian

tinggalkan buih di sela jemari

awan berarak mengecup  lukisan bayangmu

ribuan pendar mengeja lisan, memeluk bulan mendekap bintang

helaan rindu tertahan menapaki tiap sudut malam

deretan tanya menebas jarak menuju hatimu

degupnya mencaci maki jiwa

mengurai setiap  gemuruh hingga pusaran waktu

geliat rindu mengetuk mimpi, melambai tanpa henti

berdebar tanpa sepenggal kata, tanpa tatap mata

binarmu menyesap di kesunyian raga

setangkup purnama senandungkan tembang asmara

kuntum bunga berkalung rindu, berkisah tentang dongeng negeri di awan

memelukhangat tubuh bumi, tanpa luka, tiada nestapa.

hujan bernyanyi, iramanya serupa putaran jarum waktu

luruhkan segala resah, rindu berlompatan pada mimpi yang tersemat

jangan berpaling sedetikpun, selama langit masih hadirkan birunya

biarkan cinta mencumbu anak rambutmu yang serupa lengkung pelangi

serupa kelopak bunga lepas terbawa angin

mengecup liar bening matamu, keningmu juga alismu yang serupa bulan sabit.

tatap mata berdansa, terang serupa kunang-kunang

ada tanya berkelindap terbalut kabut semesta

senyum bintang yang menyala, diantara ceracau ranting papirus

kuning kejinggaan ribuan derajat panas matahari

menyaput lebam partikel-partikel muon yang menyelimuti denyut nadi

semesta merana, jutaan proton bumi lepas memecah molekul-molekul rasa

masih satu tertinggal,cahaya kecil menari, mendekat merengkuh hasrat

bukan sekedar pengharapan diatas fana, bukan romansa berbuih

bukan kisah dedaun dan tanah di tengah padang

bukan ranum bunga yang menggantung gemulai diantara reranting

tapi simfoni musim gugur diantara deretan tawa, dibalik warna warni opera kosmik di langit paris…

aku menunggu cintamu….

.............................

Ditulis di sebuah Lounge Bandara Soetta, 04 Februari 2014

..................................

Tulisan ini dipicu oleh  " Bolehkah aku Jatuh Cinta" yang ditulis oleh  incognito


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun