Mohon tunggu...
Najwa Zayyana
Najwa Zayyana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Saya adalah seorang mahasiswa aktif yang suka menulis dan mendengar kan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan Manusia

3 November 2024   09:30 Diperbarui: 7 November 2024   18:56 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Menurut teori empirisme, belajar adalah hasil dari interaksi dengan lingkungan. Proses ini melibatkan pengalaman dan respons terhadap rangsangan eksternal, di mana stimulus yang diberikan lingkungan dapat membentuk kebiasaan atau respons tertentu. Teori ini menunjukkan pentingnya pengalaman langsung dan pengajaran dalam perkembangan seseorang.

2. Teori Nativisme  
   Teori nativisme berpendapat bahwa karakteristik individu sebagian besar sudah ditentukan sejak lahir oleh faktor genetik. Istilah "nativisme" berasal dari kata Latin "natus," yang berarti "lahir." Pendukung teori ini percaya bahwa bakat, kecerdasan, dan kemampuan tertentu merupakan bawaan dan tidak dapat diubah oleh lingkungan. Beberapa tujuan dari teori ini adalah menemukan bakat yang tersembunyi, meningkatkan kompetensi diri, dan mendorong individu untuk memilih jalur yang sesuai dengan bakatnya.

   Dalam teori ini, faktor genetik seperti warisan orang tua sangat penting dalam menentukan potensi individu. Meskipun lingkungan dapat memberikan pengaruh, pengembangan bakat lebih mengandalkan kemampuan bawaan yang sudah ada sejak lahir. Misalnya, jika orang tua memiliki bakat seni atau musik, anak mereka kemungkinan juga memiliki bakat tersebut.

3. Teori Konvergensi  
   Teori konvergensi menggabungkan pandangan nativisme dan empirisme dengan menyatakan bahwa perkembangan individu adalah hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan. Menurut teori ini, faktor bawaan dan lingkungan secara bersamaan mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya, bakat bawaan dari genetik mungkin memerlukan dukungan lingkungan yang sesuai untuk berkembang dengan optimal.

   Menurut teori konvergensi, faktor lingkungan, seperti pendidikan dan pengaruh sosial, dapat membantu mengembangkan potensi bawaan. Dengan demikian, perkembangan individu tidak hanya ditentukan oleh faktor internal atau eksternal, tetapi juga oleh interaksi keduanya yang saling melengkapi. Pendidikan menjadi faktor penting dalam mendukung potensi bawaan dan mengarahkan individu untuk mencapai kemampuan terbaiknya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia

Faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dibagi menjadi dua kategori utama:

- Faktor Internal: Mencakup komponen bawaan individu, seperti hereditas, hormon, bakat, dan kondisi emosi. Faktor ini menentukan dasar potensi yang dimiliki seseorang sejak lahir.
 
- Faktor Eksternal: Meliputi lingkungan fisik dan sosial, pendidikan, pola asuh, serta hubungan dengan keluarga dan teman. Lingkungan eksternal dapat mendukung atau menghambat potensi yang dimiliki individu.

Kedua faktor ini berinteraksi dan saling mempengaruhi perkembangan manusia. Faktor bawaan memberikan dasar kemampuan yang dapat dioptimalkan atau sebaliknya, jika tidak didukung oleh lingkungan yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun