Pendekatan pembelajaran humanistik juga menekankan bahwa ide-ide siswa adalah unik dan harus dipahami oleh guru yang hebat. Metode ini membantu siswa mengembangkan potensi mereka dengan memberikan mereka kebebasan untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari. Akibatnya, pendidikan humanistik dapat membantu siswa untuk memperbaiki diri mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Beberapa model pembelajaran humanistik:
- Humanizing of the Classroom didasarkan pada tiga hal: pemahaman diri, pemahaman tentang proses pertumbuhan yang berubah dan akan terus berubah, identitas dan kesadaran diri, dan memadukan kesadaran hati dan pikiran.
- Active Learning adalah pendekatan pembelajaran yang lebih partisipatif. Ini memungkinkan siswa memperoleh keterampilan analisis dan sintesis, serta kemampuan untuk membuat nilai baru dari temuan analisis mereka sendiri. Selain itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengalami berbagai pengalaman yang dapat membantu mereka meningkatkan keterampilan mereka.
- Quantum learning adalah metode untuk mengubah berbagai interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada di dalam dan sekitar dunia pembelajaran saat ini.
- Â Dalam praktiknya, pembelajaran kuantum menganggap bahwa siswa belajar menggunakan pemikiran logis dan potensi emosional mereka dengan efektif, dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukan kemajuan yang sebelumnya tidak dapat diprediksi dengan hasil yang memuaskan.
- The accelerated learning adalah proses yang cepat, menyenangkan, dan memuaskan. Menurut model ini, guru diharapkan dapat menggunakan Pendekatan Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual (SAVI) untuk memimpin kelas.
- Penekanan yang dipelajari dalam teori Humanistik
Menurut Kolb, seorang ahli yang menganut aliran Humanistik, proses belajar dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah tahap pengalaman konkret. Seseorang dapat mengalami peristiwa atau kejadian sebagaimana adanya pada tahap awal peristiwa belajar.
- Ia memiliki kemampuan untuk melihat, merasakan, dan menceritakan peristiwa berdasarkan pengalamannya sendiri. Namun, dia tidak tahu bahwa itu terjadi.
- Tahap pengamatan aktif dan berpikir kritis Dalam tahap kedua peristiwa belajar, seseorang menjadi lebih mampu melakukan observasi aktif.
- Tahap ketiga dari proses belajar adalah tahap konseptualisasi, di mana seseorang mulai berusaha untuk mengembangkan teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang subjek yang dia pelajari.
- Tahap eksperimentasi aktif adalah tahap terakhir dari proses belajar, di mana seseorang sudah mampu menggunakan konsep, teori, dan aturan yang mereka ketahui ke dalam dunia nyata.
2. Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik mempelajari perilaku manusia. Perspektif tingkah laku berfokus pada peran belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Ini terjadi melalui stimulus, atau rangsangan, yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respons) dengan hukumhukum mekanistik.Â
Teori ini menganggap aturan, ramalan, dan penentuan tingkah laku adalah asumsi dasar tentang tingkah laku. Teori ini menyatakan bahwa seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah mempelajarinya dari pengalaman sebelumnya. menghubungkan tindakan dengan hadiah.
Dalam teori ini, fokusnya adalah bagaimana belajar menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang menimbulkan hubungan antara perilaku reaktif atau respons. Dalam teori behavioristik, tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, dapat diramalkan, dan dapat ditentukan.Â
Dalam teori belajar behavioristik, perubahan tingkah laku disebabkan oleh interaksi antara stimulus-respon. Teori ini mengatakan bahwa belajar adalah kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Faktor kondisional lingkungan memengaruhi apakah seorang anak belajar atau tidak.
Dalam teori belajar behavioristik, ide dasar adalah bahwa belajar adalah interaksi antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon).Â
Stimulus ialah dorongan atau rangsangan yang digunakan oleh guru untuk mempengaruhi tingkah laku anak, sedangkan respons ialah tanggapan atau kemampuan (pikiran, perasaan, atau tindakan) yang ditunjukkan oleh anak setelah guru memberikan stimulus.Â
Teori ini berfokus pada pengukuran karena pengukuran merupakan langkah penting untuk mengetahui apakah perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak.
Beberapa prinsip dalam teori belajar Behavioristik, meliputi :
- Reinforcement and Punishment
- Primary and Secondary
- Reinforcement
- Schedules of Reinforcement
- Â Contingency Management
- Stimulus Control in Operant Learning
- The Elimination of Responsses