Konsep Kematangan
Terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan seseorang menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi dikenal sebagai kematangan psikologis. Sekolah adalah tempat di mana siswa berkembang dan belajar. Menggunakan layanan seperti bimbingan pribadi dan bimbingan belajar adalah salah satu upaya yang harus terus dilakukan.
Perkembangan seseorang menuju kemampuan yang lebih dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, disebut kematangan.
Kesiapan belajar, yaitu kondisi fisik dan mental yang diperlukan untuk proses belajar, terkait erat dengan kematangan. Seorang anak, misalnya, tidak dapat belajar berjalan sebelum mencapai tingkat kematangan fisik yang cukup. Berbicara tentang kematangan juga berarti berbicara tentang kesiapan, karena proses kematangan dan kesiapan berbeda untuk setiap orang.Â
Kematangan adalah ukuran sejauh mana seseorang menjadi lebih dewasa dalam mengembangkan kemampuan mereka sendiri. Faktor biologis, yaitu fisik atau keturunan, dan faktor sosial, yaitu lingkungan, adalah dua faktor yang mempengaruhi kematangan.
Ternyata kematangan juga berpengaruh pada kesiapan belajar, karena kesiapan belajar adalah kondisi fisik dan psikis seseorang yang berhubungan dengan kesiapan atau kematangan mereka. Jika kita memberi anak enam bulan latihan berjalan, kita tidak akan berhasil karena dia belum siap untuk melakukannya. Oleh karena itu, kematangan memengaruhi pendidikan; pendidikan tidak boleh memaksa untuk mengejar fungsi yang tidak akan terjadi lagi.
Ada 3 teori belajar yang relevan dalam konteks kematangan, yaitu :
1. Teori Belajar Humanistik
Teori humanistik adalah teori pendidikan yang memandang manusia sebagai makhluk yang seutuhnya dan memiliki banyak potensi untuk berkembang. Tujuan dari teori humanistik adalah untuk memahami perubahan lingkungan peserta didik dan diri mereka sendiri sehingga manusia dapat menjadi seutuhnya dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.Â
Psikologi humanistik mendorong siswa untuk meningkatkan potensi intelektual mereka. Meskipun guru tidak membebani siswa dengan materi pelajaran, mereka mengajarkan nilai-nilai atau perilaku positif dan negatif.
Proses pengajaran humanistik bertujuan untuk memahami berbagai kecerdasan guru yang hebat. Pengajaran humanistik menekankan pada gagasan siswa yang dianggap unik berdasarkan teori, pengalaman, dan keadaan hidup mereka.
 Teori humanistik menekankan betapa pentingnya memperlakukan manusia sebagai makhluk yang utuh yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Contoh model pembelajaran humanistik adalah pembelajaran kooperatif, tandur, dan CTL.