Mohon tunggu...
Queenara
Queenara Mohon Tunggu... Lainnya - ⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Sastra😾

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Berdarah

11 Mei 2024   19:35 Diperbarui: 11 Mei 2024   19:50 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi bunga yang mekar dengan indah
Menjadi bunga yang menaburkan aroma menenangkan
Menjadi bunga yang tersenyum dengan kelopak meronanya
Pasti dibaliknya memiliki sebuah goresan-goresan rusak

Kuncup bunga menanti mekar cantiknya
Didorong hasrat besar rasa ingin unjuk diri
Cahaya bersinar mendukung hasrat itu
Tapi tidak dengan kegelapan yang merenggut kesempatan bunga itu untuk mekar

Ketika bunga itu dipeluk kegelapan, maka aku akan menyinarinya dengan tanganku sendiri
Jikalau air sudah tak dapat membantunya mekar berseri
Aku akan memberikan darahku untuk sang bunga berdiri
Dan duri bunga itu akan tumbuh semakin tajam melawan mentari

Tak ada yang akan menyentuhnya
Tak ada yang akan memetiknya
Tak ada yang akan meremehkannya
Karena darahku menjadi pelindungnya

Tekad keberanian mengalir deras pada batang dan daunnya
Ramuan kehidupan diserap dengan rakusnya oleh sang bunga
Maka aku pun akan tersenyum dengan bangganya
Hingga ujung bibirku meneteskan darahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun