Mohon tunggu...
Queenara
Queenara Mohon Tunggu... Lainnya - ⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Sastra😾

Selanjutnya

Tutup

Love

Komunikasi itu Penting

13 Februari 2024   23:49 Diperbarui: 13 Februari 2024   23:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa bosan dalam terjalinnya suatu hubungan adalah hal yang sangat wajar. Yang membuatnya tidak wajar adalah bila rasa bosan itu menyuntikkan virus jahat pada hati yang akan menggerakkan rasa ingin mencari kepuasan yang lebih. Jalan terbaik mencari kepuasan itu hanyalah komunikasi. Luapkan apa yang kamu rasakan, utarakan gelisahmu yang membelenggu, curahkan apa saja yang ingin kamu katakan, karena komunikasi adalah alat penyelesaian masalah yang paling sederhana.

Aku berucap demikian karena melihat semua usaha yang telah dilakukan oleh kekasih hatiku, Jojo namanya. Semua afeksi yang diberikan oleh Jojo selalu bisa membuatku merasa kembali pada masa tiga tahun lalu, masa ketika aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Jojo. Ributnya degupan jantung selalu mengiringi tiap kali pandangan kami beradu.

Miliaran kata-kata cinta terucap dari lisannya tiap saat. Aku tak pernah merasa kesepian, karena Jojo akan melibatkan dirinya pada setiap kegiatan yang kumiliki. Dia memberi gantungan kunci dengan karakter wajahnya yang harus kubawa setiap saat. Kita berdua banyak menggunakan barang pasangan yang memiliki aroma khas dari parfum kesukaannya. Tak pernah bosan aku mendapatkan afeksi darinya, karena inilah yang kuinginkan, dan aku puas akan hal itu.

Melihat dari harmonisnya hubungan kami, tetap saja ada masalah yang menguji besaran cinta kami. Sesuai dengan penjabaranku sebelumnya, Jojo sangatlah baik dan rela melakukan apapun, tetapi dia juga melakukannya pada semua orang. Dia tak segan akan memberi tumpangan pulang pada teman perempuannya, sebenarnya aku tak keberatan, hanya saja fakta bahwa banyak perempuan di luaran sana menyukai Jojo juga, sama sepertiku. Tentu ada rasa gelisah apabila Jojo akan berpaling dariku suatu saat nanti. Hal lain yang kuperhatikan adalah dirinya bisa memberikan hadiah pada orang lain, tapi itu mengundang hal yang buruk juga. Teman-teman perempuan Jojo seringkali memamerkan hadiah yang diberikan oleh Jojo dan saling bersaing siapakah yang paling cocok dengan Jojo. Jujur saja, mereka jauh di atasku. Mereka begitu pintar, cantik, berwawasan luas, dan berwibawa. Sedangkan aku hanyalah mahasiswi kupu-kupu yang tidak begitu dilirik banyak orang, meski begitu aku memiliki banyak teman di tiap celah bumi.

Kalau istilah zaman sekarang, mungkin namanya adalah overthinking. Aku begitu khawatir dan cemas bahwa Jojo bisa saja berpaling untuk mereka yang jauh di atasku. Namun, aku tetap orang yang memiliki perasaan, aku juga sakit hati mendengar dan melihat fakta di hadapanku secara langsung. Aku ingin melepaskan rasa sakit dari hatiku, dengan memulai deep talk. Komunikasi mendalam bersama Jojo yang akan membawa kami menuju jalan keluar dari akar permasalahan. Isak tangis dan kalimat rancu mendominasi buah bibirku, mencurahkan segala hal yang mengusik ruang hatiku. Tangan kekar itu tak henti-hentinya mengelus lembut tanganku bertujuan untuk menenangkan, dan tentu saja hal itu berhasil. Waktu terus berlalu ditemani dengan celotehanku, sekarang adalah giliran Jojo untuk angkat suara. Kata pertama yang terucap adalah "Maaf." Dia meminta maaf karena tidak memikirkan tentang perasaanku kedepannya akan menjadi seperti apa. Jojo juga tak terpikirkan bahwa perlakuannya pada teman-temannya bisa menimbulkan percikan api permasalahan bagi hubungan kami. Dia berjanji akan berubah dan mengurangi kebiasaannya, tetapi aku menyanggah. Aku memang egois, Jojo selalu memprioritaskan diriku, melayani perasaanku dengan baik, membalas cintaku dengan cinta yang lebih besar, tetapi aku malah terbakar dengan api cemburu. Sejenak setelahnya, kami berpelukan, meluapkan segala emosi yang menguar, hingga akhirnya kami berbaikan dan tak ada lagi perasaan mengganjal pada hati. Dia akan mengurangi kebiasaannya dan aku akan mengevaluasi diri untuk tak menjadi pribadi yang egois.

Intinya, kunci utama sebuah hubungan bisa langgeng adalah komunikasi, begitu sederhana, tetapi memberi dampak yang besar bagi bertahannya sebuah hubungan. Penting sekali untuk mengutarakan apa yang kita rasakan ketimbang memendamnya sendirian dan malah jatuh sakit. Jatuh cinta jauh lebih baik dan menyenangkan daripada jatuh sakit, jadi komunikasikan segalanya sebelum mengambil suatu keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun