Bibir Juan berangsur naik dan pipinya memerah. Sepertinya aku bisa pingsan karena serangan menggemaskan dari Juan.
"Eng, terus tentang si cewe yang aku ceritain itu gimana? Aku ga suka dideketin sama dia."
"Tenang aja, aku beresin dia nanti."
Juan pun akhirnya tersenyum senang. Astaga, dia ini sengaja ingin menghilangkan kewarasanku ya?
Aku merasakan bahuku yang memberat, aku melihat Juan menyenderkan kepalanya. Matanya yang lentik terpejam, poni rambutnya bergerak-gerak akibat angin. Aku membelai pelan pipinya. Sungguh, aku sangat menyayangi Juan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H