Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Guru Les -

Diam lebih baik dari pada banyak bicara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ruang Publik Kota Surabaya yang Nyaman dan Sehat

30 September 2015   21:11 Diperbarui: 30 September 2015   22:19 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya merupakan salah satu dari sekian kota yang memiliki kepadatan penduduk serta aktivitas yang begitu tinggi. Tentunya pemerintah mengimbangi laju kondisi tersebut dengan memberikan kenyamanan sebaik mungkin bagi para penduduk di Surabaya. Salah satu bentuk usaha pemerintah adalah menyediakan ruang publik kepada seluruh lapisan masyarakat. Ruang publik merupakan wadah bagi masyarakat untuk saling interaksi sosial. Pendirian Ruang publik ditAndai oleh tiga hal yaitu responsif, demokratis, dan bermakna. Responsif berarti ruang yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Demokratis, berarti ruang digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang belakang serta aksesibel bagi berbagai kondisi fisik manusia. Bermakna berarti ruang publik harus memiliki tautan antara manusia, ruang, dan dunia luas dengan konteks sosial.

Jika dilihat dari  tiga indikator pendirian ruang publik di atas, maka keberadaan ruang publik di Surabaya sudah dapat dikatakan sempurna saat ini. Namun ada beberapa penurunan kualitas ruang publik terlihat dari seolah-olah hanya golongan tertentu saja yang  memanfaatkan ruang publik, disusul dengan banyaknya  ruang publik yang telah disediakan tetapi tidak pernah tersentuh. Beberapa titik kelemahan itulah yang menurut saya tulis menjadi tantangan untuk ke depannya demi memujudkan kota yang nyaman dan sehat.

Tulisan ini juga menjadi bacaan terbuka sebagai bahan diskusi untuk seluruh kompasianer, hhd2015, dan Kemenpurp. Langsung saja dalam tulisan ini saya menemukan kelemahan yang saat ini terjadi yang perlu dibenahi dan menjadi tanggung jawab kita semua. Masalah itu meliputi kategori area pejalan kaki, taman istimewa untuk penyandang cacat dan orang sakit, dan tata ulang ruang publik lainnya.

  • Area untuk Para Pejalan Kaki

Jika Anda pernah berkunjung ke Surabaya, Anda akan menemukan banyak sekali arena untuk pejalan kaki yang sepi akan pejalan kaki. Trotoar banyak mengalami disfungsi yaitu kosong sepi, banyak pengemis dan pedagang kaki lima yang memanfaatkannya.

Tak bisa dipungkiri bahwa area pejalan kaki semakin sepi dari hari ke hari. Mayoritas masyarakat berpendapat bahwa berjalan kaki itu melelahkan dan merugikan kesehatan mengingat banyaknya kemacetan kendaraan motor disepanjang. Kedaraan-kendaraan itu lantas batuk-batuk mengeluarkan asap pembakaran yang dapat menggangu sistem pernapasan para pejalan kaki. Selain itu, jika hari sudah malam maka khususnya para wanita takut untuk berjalan kaki sendirian di area trotoar akibat cahaya penerangan yang redup serta sepi akan manusia. Tindakan kriminal berpotensi besar pada kondisi semacam itu hingga semakin enggan manusia untuk memanfaatkan trotoar.

Jika siang hari dapat terlihat masih banyak sekali trotoar yang masih botak akan teduhnya pohon yang menjulang. Hal itu justru juga semakin memperkecil minat masyarakat untuk berjalan kaki karena mereka sering kepanasan. Jika mereka berjalan dan merasa lelah, masyarakat sering mengeluh “….duh capainya!” mengingat masih jarang sekali di temukan kursi sepanjang trotoar.  Lebih parahnya, banyak masyarakat merasakan ketakutan untuk menyeberang jalan raya akibat minimnya jembatan penyebrangan. Sekalipun ada, maka jembatan itu tetap saja dipenuhi oleh pengemis dan pedangan kaki lima.

Dampak terbesar ketika orang enggan berjalan kaki adalah ketidakberfungsinya trotoar sebagai mana mestinya sehingga pedagang kaki lima dan pengemis yang beroperasi secara sembarang, tingkat kemacetan semakin meninggi akibat penuhnya kendaraan pribadi memadati jalan raya, tindakan kriminalitas bisa sering terjadi di tempat yang sepi serta banyak orang yang pasif untuk berolahraga meskipun sekedar berjalan kaki saja.

Kondisi tersebut sangat kompleks untuk di selesaikan secara langsung tetapi dapat di kerjakan secara bertahap. Hal pertama penetapan zona. Penetapan zona ini terbagi menjadi dua bagian yaitu zona primer yaitu untuk para pejalan kaki dan yang kedua adalah zona sekunder yang jumlahnya terbatas yaitu zona yang terletak di sebelah zona primer untuk kegiatan tertentu misalnya kios-kios kecil pedagang kaki lima. Kedua zona ini tidak boleh menggangu aktivitas jalan raya. Langkah selanjutnya adalah menata trotoar dengan aneka penerangan dan pemasangan alat tombol bunyi alarm. Tombol alarm bunyi ini adalah inovasi baru yang perlu dikembangkan guna meminimalkan tindakan kriminalitas. Tombol ini dipasang pada suatu tiang-tiang di sepanjang trotoar. Bunyi alarm ini didesain sedemikian rupa dimana aliran energi listriknya berasal dari sel surya yang dipasang pada tiang-tiang tombol bunyi itu. Bunyi alarm disambungkan dengan pihak yang berwajib guna memberikan keselamatan bagi pejalan kaki.

Selanjutnya adalah penanaman tumbuhan yang cocok sesuai dengan musim panas maupun musim hujan. Pemilihan tanaman harus memperhatikan kerindangan, kekuatan tanaman serta karakteristik serbuk sari yang tidak menimbulkan alergi. Setelah itu, diperbanyaklah tempat duduk di sepanjang trotoar sehingga masyarakat dapat beristirahat ketika mereka lelah. Pada Setting lokasi tempat duduk, akan diberikan aliran listrik keperluan tertentu misal charging baterai sehingga mereka mendapatkan fasilitas yang lebih. Aliran listrik ini juga berasal dari panel surya yang terpasang pada ujung tiang tombol alarm tadi.

Untuk penyebarang jalan, maka didirikan lagi jembatan penyeberangan dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang cukup sehingga masyarakat dengan mudah menyebrang tanpa rasa takut. Semua hal itu dapat dilakukan oleh pemerintah dan para perusahaan besar dimana perusahan itu diberikan papan reklame untuk iklan mereka. Hal yang paling penting disini adalah bagaimana menarik minat masyarakat untuk gemar berjalan kaki dari pada menggunakan kendaraan pribadi. Selain mengurangi tingkat kemacetan, dengan berjalan kaki justru memanfaatkan ruang publik secara optimal dan juga dapat membangkitkan badan serta lingkungan yang sehat.

  • Taman Istimewa Untuk Penyandang Cacat dan Orang Sakit

Telah banyak usaha pemerintah untuk membangun beberapa taman di kota Surabaya. Taman-taman tersebut sudah sangat bagus untuk menjadi tempat bercengkarama bersama. Misalnya taman bungkul, taman mundu, taman prestasi, kebun bibit dan masih banyak taman lainnya. Tetapi sampai saat ini jarang ditemui orang-orang yang berkebutuhan khusus misalnya cacat mengunjungi taman-taman kota itu. Banyak diantara orang tua mengurung anak mereka dan tidak menginjakkan kaki ke tempat umum tersebut dengan alasan ketidak cocokan stuktur bangunan taman dengan kecacatan pada tubuh penderita. Memang iya, taman-taman itu secara visual diciptakan untuk mereka yang sehat seperti plot wilayah untuk bermain atau bersenda gurau. Ada lapangan voli, sepak bola,mainan dan lain-lain.

Bentuk jalan taman pun dibuat untuk para pejalan kaki normal, bukan para pengguna kursi roda atau alat bantu jalan lainnya. Hal itu berdampak pada sikap orang tua yang malah justru mengurung anak mereka di dalam rumah. Untuk menanggulangi hal itu, maka diperlukan tata ulang taman yang di dalamnya harus memberikan porsi taman untuk mereka yang berkebutuhan khusus untuk tempat wisata mereka. Selain itu di dalam taman itu harus pula terdapat set mainan yang dapat menunjang kesehatan fisik mereka.

Selain taman istimewa itu, diperlukan bangunan taman istimewa lainnya untuk para pasien yang sakit di rumah sakit. Animo masyarakat luas mengatakan bahwa rumah sakit adalah tempat yang di dalamnya hanya k kemuraman serta penuh dengan bau obat, darah dan bau tidak enak lainnya. Hal ini dapat menjadikan ketidaknyamanan pasien sehingga mereka menganggap bahwa rumah sakit adalah  penjara. Sebagai solusinya, maka diperlukan taman istimewa lagi sebagai wahana berlibur para pasien. Dengan membentuk taman spesial di sekitar rumah sakit, para pasien dapat berdatangan sejenak untuk merasakan udara segar, berjalan-jalan sebentar atau bermain. Jika hal itu terjadi maka banyaknya para pasien berdatangan kemudian akan ada interaksi sosial. Anggapan masnyarakat juga akan berubah bahwa bukan hanya mereka yang sehat yang bisa sesuka hati berpergian ke taman tetapi orang sakit juga berhak mendapatkan kesempatan seperti apa yang dilakukan oleh orang sehat.

  • Tata Ulang Ruang Publik Lainnya

Tata ulang ruang publik ini dapat meilputi renovasi halte bus dan pendirian suatu lahan seni serta karya. Jika dilihat secara detail, maka renovasi halte bus sangat amat diperlukan mengingat luas area halte bus sangat minim dan kadang-kadang terletak pada area yang salah. Contohnya adalah halte busa yang ada di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya. Halte bus sangat amat minim sehingga ketika pagi atau sore hari banyak orang  berjejeran berdiri. Dampaknya berupa kelelahan yang berarti bagi para pelanggan bus yang senantiasa berdiri akibat tempat duduknya terbatas.

Alih-alih mereka akan berpikiran untuk membawa kendaraan pribadi sehingga malah akan memperpadat jalan raya yang berujung pada kemacetan. Selain itu, penempatan halte bus yang salah yaitu daerah yang sepi akan transportasi maka halte bus memiliki nilai guna yang minim. Dampaknya adalah kemubaziran yang cukup. Sebagai solusinya adalah perlunya kehati-hatian para pengelola tata kelola kota dalam membuat serta menempatkan halte bus itu sehingga halte bus diharapkan sesuai dengan ukuran yang proporsional dan terletak pada tempat yang tepat.

Untuk menanggulangi para pengemis yang sering memadati area umum, maka pemerintah beserta pekerja tata kelola kota dan dinas terkait lainnya dapat membuat wahana khusus bagi mereka yang mengemis disembaran tempat untuk berkreasi. Mereka di tuntut untuk tidak memnita-minta tetapi harus mampu menjual nilai seni dan karya mereka sehingga masyarakat umum dapat berkunjung ke tempat ini untuk melihat karya mereka. para pengunjung diberikan kesempatan sebebas mungkin untuk memberikan bantuan kepada mereka jika mereka merasa tertarik dengan karya mereka.

Pembentukan tempat-tempat umum di atas juga perlu menerapkan prinsip estetika, edukai dan berbasis lingkungan hidup. Prinsip estetika merupakan pembentukan area publik yang melibatkan seni dalam membangun sarana prasarana tempat itu. Misalnya pemilihan cat bangunan yang beraneka ragam. Prinsip edukasi misalnya dapat diberikan suatu lahan tertentu untuk pemutaran video edukasi contohnya energi alternatif atau pengolahan sampah. Video dapat diganti secara berkala yang intinya mengajak masyarakat belajar dan peduli lingkungan. selanjutnya adalah prinsip berbasis lingkungan sehat misalnya di area publik disediakan tempat sampah seperti tempat sampah plastik, organik, sampah kering.

Semoga ruang publik Surabaya maupun kota-kota lainnya dapat berfungsi dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul, berinteraksi, beraktivitas secara nyaman dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun