Bentuk jalan taman pun dibuat untuk para pejalan kaki normal, bukan para pengguna kursi roda atau alat bantu jalan lainnya. Hal itu berdampak pada sikap orang tua yang malah justru mengurung anak mereka di dalam rumah. Untuk menanggulangi hal itu, maka diperlukan tata ulang taman yang di dalamnya harus memberikan porsi taman untuk mereka yang berkebutuhan khusus untuk tempat wisata mereka. Selain itu di dalam taman itu harus pula terdapat set mainan yang dapat menunjang kesehatan fisik mereka.
Selain taman istimewa itu, diperlukan bangunan taman istimewa lainnya untuk para pasien yang sakit di rumah sakit. Animo masyarakat luas mengatakan bahwa rumah sakit adalah tempat yang di dalamnya hanya k kemuraman serta penuh dengan bau obat, darah dan bau tidak enak lainnya. Hal ini dapat menjadikan ketidaknyamanan pasien sehingga mereka menganggap bahwa rumah sakit adalah  penjara. Sebagai solusinya, maka diperlukan taman istimewa lagi sebagai wahana berlibur para pasien. Dengan membentuk taman spesial di sekitar rumah sakit, para pasien dapat berdatangan sejenak untuk merasakan udara segar, berjalan-jalan sebentar atau bermain. Jika hal itu terjadi maka banyaknya para pasien berdatangan kemudian akan ada interaksi sosial. Anggapan masnyarakat juga akan berubah bahwa bukan hanya mereka yang sehat yang bisa sesuka hati berpergian ke taman tetapi orang sakit juga berhak mendapatkan kesempatan seperti apa yang dilakukan oleh orang sehat.
- Tata Ulang Ruang Publik Lainnya
Tata ulang ruang publik ini dapat meilputi renovasi halte bus dan pendirian suatu lahan seni serta karya. Jika dilihat secara detail, maka renovasi halte bus sangat amat diperlukan mengingat luas area halte bus sangat minim dan kadang-kadang terletak pada area yang salah. Contohnya adalah halte busa yang ada di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya. Halte bus sangat amat minim sehingga ketika pagi atau sore hari banyak orang berjejeran berdiri. Dampaknya berupa kelelahan yang berarti bagi para pelanggan bus yang senantiasa berdiri akibat tempat duduknya terbatas.
Alih-alih mereka akan berpikiran untuk membawa kendaraan pribadi sehingga malah akan memperpadat jalan raya yang berujung pada kemacetan. Selain itu, penempatan halte bus yang salah yaitu daerah yang sepi akan transportasi maka halte bus memiliki nilai guna yang minim. Dampaknya adalah kemubaziran yang cukup. Sebagai solusinya adalah perlunya kehati-hatian para pengelola tata kelola kota dalam membuat serta menempatkan halte bus itu sehingga halte bus diharapkan sesuai dengan ukuran yang proporsional dan terletak pada tempat yang tepat.
Untuk menanggulangi para pengemis yang sering memadati area umum, maka pemerintah beserta pekerja tata kelola kota dan dinas terkait lainnya dapat membuat wahana khusus bagi mereka yang mengemis disembaran tempat untuk berkreasi. Mereka di tuntut untuk tidak memnita-minta tetapi harus mampu menjual nilai seni dan karya mereka sehingga masyarakat umum dapat berkunjung ke tempat ini untuk melihat karya mereka. para pengunjung diberikan kesempatan sebebas mungkin untuk memberikan bantuan kepada mereka jika mereka merasa tertarik dengan karya mereka.
Pembentukan tempat-tempat umum di atas juga perlu menerapkan prinsip estetika, edukai dan berbasis lingkungan hidup. Prinsip estetika merupakan pembentukan area publik yang melibatkan seni dalam membangun sarana prasarana tempat itu. Misalnya pemilihan cat bangunan yang beraneka ragam. Prinsip edukasi misalnya dapat diberikan suatu lahan tertentu untuk pemutaran video edukasi contohnya energi alternatif atau pengolahan sampah. Video dapat diganti secara berkala yang intinya mengajak masyarakat belajar dan peduli lingkungan. selanjutnya adalah prinsip berbasis lingkungan sehat misalnya di area publik disediakan tempat sampah seperti tempat sampah plastik, organik, sampah kering.
Semoga ruang publik Surabaya maupun kota-kota lainnya dapat berfungsi dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berkumpul, berinteraksi, beraktivitas secara nyaman dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H