Ini serius kawan.
Tulisan semrawut ini mau mengingatkan kembali kita semua, bahwa kitalah pemilik dan ahli waris yang sah dari rumah ini. Kalau bukan kita yang kembali untuk menata ulang, membenahi rumah, terus siapa lagi? Kalau kita terus merasa bahwa segala agenda seremonial yang kita lakukan ini benar, saya agak ragu rumah tua ini akan bertahan.
72 tahun perjalanan, dan kita di generasi ini belum sanggup membuat perubahan. Kadang kita hanya duduk, mendengarkan dongeng dari senior tentang kegemilangan masa lalu mereka, atau sesekali kita bicara : dulu kita besar loh. Ini, di gedung ini, KAMI dideklarasikan. Itu, lihat abang kita masuk daftar 10 orang terkaya Indonesia. Dulu, kita menguasai Kompas loh. Dulu kita punya klinik berobat murah loh. Dulu, kita punya kelompok pendampingan anak jalanan loh... Dulu, dulu, dulu, dulu... Dan bla...bla...bla.....
Kalau kita belum mampu bangkit dan beranjak melakukan hal yang berarti bagi gereja dan bangsa ini, lalu untuk apa dan untuk siapa kita ada disini hari ini dengan segala kesibukan palsu yang kita ciptakan?
Wake Up Bro....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H