Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jouhatsu, Fenomena Orang Hilang di Jepang

12 Oktober 2023   19:43 Diperbarui: 14 Oktober 2023   07:43 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PROSES JOUHATSU

Namun yang menarik adalah bagaimana Proses jouhatsu ini dilakukan, karena yah menghilang tanpa jejak tentu tak semudah yang kita kira. Hasil penelusuran yang saya dapatkan rupanya Jouhatsu ini tidak dilakukan oleh si pelaku seorang diri, melainkan mereka memakai jasa dari agen penyedia layanan Jouhatsu!

Gokil bukan. Ternyata ada agency khusus yang siap membantu orang-orang depresi ini untuk menghilang demi memulai sebuah kehidupan yang baru. Agency ini bahkan mengatur segalanya dengan rapi dan benar-benar terlindungi. Kok bisa yah, bagaimana caranya? Apakah tidak dilarang oleg undang-undang di Jepang?

Ternyata menurut kepolisian, hal ini memang tidak dilarang oleh undang-undang yang ada Jepang, alias  belum ada aturannya dalam Undang-undang mereka.

Bahkan menurut hasil penelusuran tim yang menginvestigasi ini, mereka mengatakan kalau agen jasa penyedia layanan Jouhatsu ini punya aturan main tersendiri. Yang mana mereka hanya melayani klien yang tidak terlilit masalah kriminal, yang mereka layani hanya masalah perdata saja. Seperti kalau terlilit hutang dan sejenisnya, namun kalau si calon klien sebelumnya terlibat kasus-kasus kriminal berat seperti pembunuhan dll. yah mereka tidak akan membantu. Gimana ini udah kayak di film-film mafia bukan?

Polisi juga mengungkapkan bahwa mereka sulit untuk menemukan para Jouhatsu ini sebab sebagian besar agen penyedia jasa ini rupanya adalah buatan dari geng mafia Yakuza yang melegenda dan punya banyak jaringan di Jepang sehingga pihak kepolisian benar-benar semakin menemui jalan buntu untuk membongkar fenomena ini.

Belum lagi para Jouhatasu ini memang  memutuskan hubungan dengan keluarga, teman, atau kolega mereka. Hpnya diganti, jejak digital mereka dihapus sehingga membuat pihak kepolisian benar-benar kewalahan untuk melacak jejak orang-orang ini. Bahkan polisi menduga mereka telah berganti tampilan dan identitas fisik mereka.

Sudah tentu dampak dari fenomena Jouhatsu tidak hanya akan dirasakan oleh individu yang pergi, tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya. Karena para pelaku jouhatsu benar-benar menghilang bagai uap.....

Hingga saat ini meski pemerintah Jepang begitu mengecam tindakan Jouhatsu ini tapi tidak banyak yang dapat dilakukan oleh pemerintah jepang, satu-satunya caranya yang bisa mereka lakukan hanyalah memberikan motivasi, lewat berbagai iklan yang menyentuh agar masyarakat jepang tidak gelap mata untuk melakukan jouhatsu...dan bekerjsama dengan berbagai LSM yang tertarik mencegah terus berlangsungnya fenomena ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun